AS Sarankan Warganya Evakuasi dari Ethiopia Karena Konflik Tigray

Warga AS yang ada di Ethiopia disarankan untuk segera meninggalkan Ethiopia.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2021, 14:00 WIB
FOTO: Pertempuran Meluas, Ribuan Warga Ethiopia Mengungsi ke Sudan
Pengungsi Ethiopia beristirahat di wilayah Qadarif, Sudan, Rabu (18/11/2020). Badan Pengungsi PBB mengatakan konflik yang berkembang di Ethiopia telah mengakibatkan ribuan orang melarikan diri dari wilayah Tigray ke Sudan. (AP Photo/Marwan Ali)

Liputan6.com, Addis Ababa - Departemen Luar Negeri AS pada Jumat 5 November 2021 memperingatkan semua warga Amerika di Ethiopia bahwa mereka harus meninggalkan negara itu sesegera mungkin karena pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Tigray.

Pertempuran telah berlangsung antara kedua belah pihak selama lebih dari satu tahun dan konflik tersebut telah menewaskan sekitar 10.000 orang sejauh ini, seperti dikutip dari UPI, Sabtu (6/11/2021).

"Keamanan lingkungan di Ethiopia sangat hancur. Kami menyarankan warga AS yang berada di Ethiopia untuk meninggalkan negara itu secepatnya," Kedubes AS di Ethiopia mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya Jumat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menawarkan Bantuan Keuangan

Serangan udara militer Ethiopia telah menghantam ibu kota wilayah Tigray negara itu Senin, 18 Oktober 2021, menurut para saksi (AP Photo)
Serangan udara militer Ethiopia telah menghantam ibu kota wilayah Tigray negara itu Senin, 18 Oktober 2021, menurut para saksi (AP Photo)

Awal pekan ini, departemen mengeluarkan pemberitahuan keberangkatan sukarela pegawai pemerintah non-darurat dan menyarankan warga untuk tidak bepergian ke Ethiopia.

Departemen tersebut mencantumkan opsi penerbangan komersial dari Bandara Internasional Bole di ibu kota Addis Ababa dan menawarkan bantuan keuangan untuk kembali ke AS

Temuan dari penyelidikan PBB pada rabu ditempatkan menyalahkan kedua belah pihak untuk konflik, dan mengatakan pelanggaran berbagai hak asasi manusia telah dilakukan, termasuk beberapa yang mungkin dianggap kejahatan perang.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya