Liputan6.com, Jakarta Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet akan mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang, China, pada Mei 2022. Otoritas China menyatakan tidak akan menghalang-halangi kunjungan itu.
"Kami akan memberikan kemudahan atas kunjungan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (10/2/2022).
Zhao mengaku telah melakukan berbagai konsultasi secara spesifik dengan Bachelet terkait kunjungan ke wilayah barat daya daratan Tiongkok yang dihuni etnis minoritas Muslim Uighur itu. Menurut dia, China konsisten pada posisinya bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan saling bertukar informasi dengan pihak HAM PBB.
Advertisement
"Kami selalu menentang manipulasi politik dari negara-negara tertentu atas masalah ini (Xinjiang)," ujarnya.
PBB dan beberapa negara Barat menyoroti dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Beijing terhadap etnis minoritas Muslim Uighur. Namun Beijing membantah berbagai tuduhan tersebut dengan dalih bahwa Xinjiang merupakan urusan dalam negeri China.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diundang Sejak 2020
Beijing sudah mengundang Bachelet untuk mengunjungi wilayah setingkat provinsi terbesar di daratan Tiongkok itu sejak 2020. Namun kunjungan Bachelet belum juga terlaksana.
Beijing juga pernah mengundang beberapa diplomat dari Uni Eropa untuk mengunjungi daerah yang berbatasan langsung dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, dan India itu.
Namun karena permintaan diplomat EU untuk bisa bertemu beberapa tahanan yang divonis bersalah atas tuduhan separatisme, maka undangan atas kunjungan tersebut dibatalkan.
Advertisement