Liputan6.com, Moskow - Demi menghindari diterjunkan ke garis depan perang Ukraina dalam mobilisasi parsial, seorang pria yang jadi tentara cadangan nekat mematahkan lengannya.
Hal itu diketahui dari sebuah rekaman yang beredar dari Rusia, yang diduga menunjukkan seorang teman dengan sengaja mematahkan lengan anggota wajib militer Rusia menggunakan palu godam.
Baca Juga
Para pejabat Kremlin diketahui mengeluarkan peringatan agar para wajib militer tidak memutilasi diri atau meminta orang lain untuk mematahkan tulang mereka, setelah Putin memberlakukan mobilisasi parsial pekan lalu untuk memperkuat pasukannya di lapangan.
Advertisement
Sementara beberapa lainnya bertindak langsung melarikan diri dari negara itu, konon kabarnya sebagian lainnya melakukan tindakan ekstrem dan mencoba melukai diri mereka sendiri untuk menghindari perang yang mengerikan.
Dalam video yang beredar tersebut, seorang pria terlihat memegang palu godam bergagang panjang yang tampaknya ia hantamkan ke lengan calon tentara cadangan yang akan dimobilisasi.
Mengutip Daily Mail, Sabtu (1/10/2022), si calon tentara cadangan memegang lengan kirinya di atas bangku, dan menutupi wajahnya dengan tangan yang lain saat palu menghantam.
Setelah pukulan itu, dia bangkit dan mengumpat sambil menggantungkan lengannya yang sudah lemas, sementara teman yang memukulnya menghilang dari rekaman.
Pria yang memukulnya kemudian terdengar berkata, "Kolyan, apakah semuanya baik-baik saja?"
Suara seorang wanita berkata: "Mengapa dia melarikan diri?"
Si anggota wajib militer berkata: "Dia berjanji untuk memukul saya."
Dua orang wanita kemudian memeriksa lengannya yang lemas ketika salah seorang bertanya: "Apakah itu keras? Apakah dia gagal mematahkan lenganmu?"
Si pemukul palu godam kemudian terdengar bertanya: "Apa maksudmu? Saya tidak mematahkan lengan Anda?"
Dampak Mobilisasi Parsial
Sejauh ini belum jelas diketahui akhir episode rekaman video tersebut, apakah lengannya patah akibat pukulan yang terlihat keras itu atau cedera yang dialaminya menyelamatkannya dari penggilan militer Putin.
Pria Rusia lainnya berusaha melarikan diri dari tanah air mereka ke negara-negara sejauh Finlandia, Georgia, Kazakhstan, dan Mongolia.
Setelah serangan balasan oleh Ukraina bulan ini membuat pasukan Moskow mengalami kemunduran besar di medan perang, Rusia mengatakan akan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk bergabung dalam pertempuran.
Rusia juga memperingatkan bahwa pihaknya dapat menggunakan senjata nuklir.
Namun, mobilisasi parsial itu sangat tidak disukai di beberapa wilayah, memicu protes, kekerasan yang tersebar, dan membuat puluhan ribu orang Rusia melarikan diri dari negara tersebut.
Advertisement
Warga Rusia Banyak Kabur ke Luar Negeri Usai Putin Minta Warganya Ikut Perang Lawan Ukraina
Sebelumnya, website agen travel di Rusia mencatat peningkatan drastis pada Rabu (21/9). Banyak dari mereka meminta penerbangan ke luar negeri yang tanpa harus memiliki visa, setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" warga untuk memperkuat pasukannya yang terkuras habis di Ukraina.
Situs web penjualan penerbangan di Rusia menunjukkan bahwa semua penerbangan langsung ke negara-negara yang tidak memerlukan visa Rusia telah terjual habis setidaknya hingga Jumat (23/9).
Penerbangan langsung dari Moskow ke Istanbul, Yerevan di Armenia, dan Baku di Azerbaijan termasuk di antara penerbangan yang penuh, menurut situs web agregator tiket.
Menurut Google Trends, istilah "meninggalkan Rusia" mengalami lonjakan tajam dalam pencarian di kalangan orang Rusia selama 24 jam terakhir.
Data Google Trends juga menunjukkan peningkatan tajam pada orang Rusia yang mencari "Aviasales" - mesin penjualan penerbangan Rusia terkemuka. Jumlahnya meningkat empat kali lipat dalam 24 jam dengan sebagian besar pencarian berasal dari Moskow dan Sankt Peterburg.
Menurut agregator tiket Aviasales, tiket sekali jalan pada Jumat dari Moskow ke Istanbul mulai dari US$ 2.715 (Rp 40 juta) per tiket. Sebelum pengumuman mobilisasi Presiden Putin, harga tiketnya sekitar US$350 (Rp 5 juta).
Situs web maskapai penerbangan negara Rusia Aeroflot menunjukkan bahwa semua tiket kelas ekonomi ke Armenia terjual habis hingga 28 September 2022.
"Karena adanya pertanyaan dari penumpang dan media, kami ingin menginformasikan bahwa maskapai Aeroflot Group beroperasi seperti biasa. Tidak ada pembatasan penjualan tiket." ungkap Aeroflot.
Finlandia Tutup Perbatasan untuk Warga Rusia, Susul Kebijakan di Uni Eropa
Kini, Finlandia mulai menutup perbatasannya untuk turis Rusia mulai Jumat, 30 September 2022 - negara tetangga Uni Eropa terakhir Moskow yang melakukannya.
Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania semuanya menutup perbatasan mereka untuk turis Rusia awal bulan ini.
Tetapi orang Rusia masih akan diizinkan untuk mengunjungi keluarga atau untuk bekerja dan belajar di Finlandia, ungkap Menteri Luar Negeri Finlandia.
Keputusan ini dikeluarkan setelah jumlah orang Rusia yang tiba di perbatasan melonjak menyusul penarikan 300.000 cadangan militer oleh Presiden Vladimir Putin.
Mengutip BBC, Jumat (30/9/2022), antrean telah terbentuk di penyeberangan perbatasan karena orang-orang mencoba melarikan diri, termasuk antrean panjang di perbatasan Rusia ke Georgia, yang tidak memerlukan visa untuk bepergian.
Finlandia - yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km (800 mil) dengan Rusia dan tidak memerlukan visa - juga melaporkan peningkatan orang yang mencoba menyeberangi perbatasan setelah mobilisasi parsial.
Pada Kamis (29/9), Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto mengatakan pada konferensi pers bahwa perintah mobilisasi memiliki "dampak signifikan" pada keputusannya.
"Keputusan tersebut bertujuan untuk sepenuhnya mencegah situasi pariwisata Rusia saat ini ke Finlandia dan transit terkait melalui Finlandia," katanya.
Langkah tersebut mulai berlaku pada tengah malam dan juga melarang orang Rusia dengan visa turis Schengen memasuki negara itu.
Haavisto juga mengatakan bahwa, arus orang Rusia dipandang membahayakan hubungan internasional Finlandia.
Advertisement