, Jenewa - WHO mengatakan kematian karena COVID secara global turun 90 persen dibandingkan sembilan bulan lalu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan walau angka tersebut merupakan berita yang menggembirakan, dia mengatakan tetap harus waspada karena varian baru Virus Corona COVID-19 terus muncul.
Baca Juga
Menurutnya, minggu lalu kematian karena COVID-19 yang dilaporkan ke WHO berjumlah 9.400 orang.
Advertisement
Di bulan Februari tahun ini, katanya, angka kematian mingguan yang dilaporkan adalah 75 ribu orang.
"Kita sudah mencapai banyak kemajuan dan ini tentu saja memberikan rasa optimis," katanya dalam jumpa pers virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (10/11/2022).
"Tetapi kami menyerukan kepada seluruh pemerintahan, komunitas, dan individu untuk tetap waspada. Hampir 10 ribu orang meninggal seminggu, yang artinya 10 ribu terlalu banyak untuk penyakit yang bisa dicegah dan ditangani."
Dirjen WHO tersebut mengatakan angka testing masih rendah secara global, kesenjangan vaksinasi antara negara kaya dan miskin masih besar, dan varian baru terus muncul.
Sementara itu WHO mengatakan angka kasus baru sepanjang minggu lalu berjumlah sekitar 2,1 juta kasus, menurun 15 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Jumlah kematian turun 10 persen dibandigkan pekan sebelumnya.
Secara keseluruhan menurut WHO sudah ada 629 juta kasus dan 6,5 juta orang meninggal selama pandemi.
Data Peningkatan Kasus COVID-19
Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 tertinggi terjadi di Jepang tercatat lebih dari 401 ribu kasus baru. Dengan kata lain naik 42 persen dari pekan sebelumnya.
Kemudian disusul oleh Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman dan China, yang keseluruhan mencatat 219 ribu kasus selama 7 hari terakhir, penurunan 15 persen dari pekan sebelumnya.
Jumlah kematian di China adalah 539 orang selama sepekan terakhir, naik 10 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Walau jumlah kasus di China relatif rendah, mereka menerapkan kebijakan COVID yang sangat ketat dengan melakukan karantina, 'lockdown', testing wajib setiap hari atau hampir setiap hari, hal yang kemudian menyebabkan protes dan bentrokan warga dengan pihak berwenang di beberapa kota.
Â
Advertisement
Warga Queensland Disarankan Pakai MaskerÂ
Sementara itu di negara bagian Queensland, Australia, Menteri Utama Annastacia Palaszczuk menyarankan agar warga menggunakan masker dengan adanya peningkatan kasus baru dan juga mereka yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Dalam keterangannya di parlemen negara bagian di Brisbane, Palaszczuk mengatakan sudah terjadi peningkatan 15 persen kasus selama sepekan terakhir dan jumlah yang harus dirawat di rumah sakit meningkat dua kali lipat.
Dia mengatakan rekomendasi dari Kepala Bidang Kesehatan Queensland Dr John Gerrard adalah bahwa sistem peringatan COVID ditingkatkan dari warna hijau menjadi kuning.
"Ini berarti disarankan bahwa kita harus menggunakan masker di area layanan kesehatan, di transportasi umum, taksi, di dalam ruangan di mana tidak bisa menjaga jarak, dan bila anda berada di dekat mereka yang rentan terkena COVID," kata Palaszczuk.
"Ini berlaku khususnya bagi anggota masyarakat yang usianya lebih tua dan mereka yang berisiko dan langkah ini efektif mulai berlaku besok."
Palaszczuk mengatakan ada 105 pasien dirawat di rumah sakit hari Kamis minggu lalu (03/11) dan angka minggu ini adalah 203 orang.
"Gelombang keempat yang kita harapkan muncul sekarang sudah tiba.
"Kita tidak perlu terkejut. Kita sudah hidup bersama virus ini sekian lamanya dan warga Queensland harus apa yang harus dilakukan."
Indonesia Masih Sumbang Kasus Positif COVID-19 Terbanyak di Asia Tenggara
COVID-19Â Weekly Epidemiological Update Edition 117Â yang dipublikasikan pada 9 November 2022 kembali menunjukkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus positif terbanyak di Asia Tenggara.
Ini tercatat pada periode 31 Oktober hingga 6 November 2022. Di pekan sebelumnya, yakni pada 24 hingga 30 Oktober, RI juga menempati peringkat pertama sebagai negara dengan penambahan kasus positif COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara.
Pada periode 31 Oktober hingga 6 November, khusus di Wilayah Asia Tenggara ada lebih dari 43.000 kasus baru. Artinya, ada peningkatan 28 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Jumlah kasus baru tertinggi dilaporkan dari negara-negara berikut:
- Indonesia dengan 30.670 kasus baru atau 11,2 kasus baru per 100.000 penduduk, bertambah 56 persen dari minggu sebelumnya
- India melaporkan 8.313 kasus baru atau kurang dari 1 kasus baru per 100.000 penduduk atau turun 13 persen
- Thailand 2.759 kasus baru atau 4.0 kasus baru per 100.000 penduduk, artinya bertambah 8 persen.
Sedangkan, jumlah kematian mingguan baru di Asia Tenggara meningkat sebesar 535 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan 1.766 kematian baru dilaporkan.
Berbeda dengan pekan sebelumnya, Indonesia kini tak lagi menempati peringkat pertama penyumbang kasus kematian tertinggi di Asia Tenggara. Status ini telah bergeser dengan rincian sebagai berikut:
- India 1.484 kematian baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk. Artinya bertambah 2.598 persen
- Indonesia melaporkan 232 kematian baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk, meningkat 38 dari minggu sebelumnya
- Thailand 40 kasus meninggal baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk, bertambah 21 persen.
Empat (40 persen) dari 10 negara yang datanya tersedia melaporkan peningkatan kasus baru sebesar 20 persen atau lebih, dengan peningkatan proporsional tertinggi diamati di negara-negara berikut:
- Sri Lanka 258 kasus baru, sebelumnya 76 kasus. Artinya bertambah 239 persen
- Timor-Leste melaporkan 4 kasus baru, sebelumnya 2 kasus atau bertambah 100 persen
- Nepal 184Â kasus baru, sebelumnya 95 kasus atau bertambah 94 persen dibanding minggu sebelumnya.
Advertisement