Liputan6.com, Jakarta - Indonesia pekan ini menyambut perhelatan KTT G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022.
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), Selasa (15/11/2022), G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Baca Juga
Negara-negara G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
Advertisement
Sejumlah tamu dari negara-negara anggota G20 telah tiba di Bali, salah satunya Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden China Xi Jinping, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, dan masih banyak lagi.
Tak hanya pemimpin negara, sejumlah organisasi internasional juga menghadiri KTT G20.
Berikut adalah daftar 37 negara dan organisasi internasional yang hadir dalam KTT G20 di Bali, dikutip dari keterangan pers media center G20 :
1. OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi)
2. IDB (Islamic Development Bank)
3. FSB
4. ADB (Asian Develompent Bank)
5. WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)
6. WHO Organisasi Kesehatan Dunia)
7. WBG (Grup Bank Dunia)
8. IMF (Dana Moneter Internasional)
9. ILO (Organisasi Perburuhan Internasional)
10. Fiji
11. Suriname
12. Rusia
13. Meksiko
14. Brasil
15. Spanyol
16. Singapura
17. Belanda
18. Rwanda
19. Senegal
20. E.Commision
Daftar Tamu Negara KTT G20 Lainnya
21. E.Council
22. Inggris
23. Jepang
24. Jerman
25. Kanada
26. Australia
27. Argentina
28. Korea Selatan
29. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
30. Afrika Selatan
31. Prancis
2. Turkiye
33. Italia
34. India
35. China
36. Uni Emirat Arab
37. Arab Saudi
Advertisement
Apa Itu G20? Ini Tujuan Didirikan dan Manfaatnya Bagi Indonesia
Apa itu G20 tengah menjadi trending di internet di mana Indonesia pekan ini menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Dalam dunia ekonomi, G20 menjadi salah satu forum bergengsi karena melibatkan berbagai negara maju. Presidensi G20 pun menjadi salah satu agenda yang penting bagi Indonesia tahun ini, dengan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.
Namun apa itu G20?
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), Selasa (15/11/2022), G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Negara-negara G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
Adapun negara-negara yang termasuk anggota G20, di antaranya adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea (Korea Selatan), Rusia, Perancis, China, Turki, dan Uni Eropa.
G20 dibentuk pada tahun 1999 silam atas inisiasi anggota G7. Kelompok negara ini dibentuk untuk merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Awalnya, G20 hanya mengadakan pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan.
Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Istilah Sherpa sendiri diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).
Tema, Pilar, Hingga Manfaat Presidensi G20 Indonesia 2022
Melalui tema Presidensi G20-nya, yakni Recover Together, Recover Stronger, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Berikut adalah pilar Presidensi G20 Indonesia 2022 :
- Memperkuat lingkungan kemitraan.
- Mendorong produktivitas.
- Meningkatkan ketahanan dan stabilitas.
- Memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.
- Kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.
Adapun manfaat presidensi G20 bagi Indonesia sebagai berikut :
- Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
- Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
- Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
- Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
- Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
- Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
- Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Advertisement