Wamenlu RI: G20 Harus Jadi Katalis Perubahan, Bukan Sekadar Forum Diskusi

Wamenlu RI Arrmanatha Nasir menyoroti perlunya ketahanan terhadap krisis, percepatan transisi energi, dan aksi nyata untuk memastikan G20 tetap relevan sebagai katalis perubahan global.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 23 Feb 2025, 19:35 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 19:35 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam pertemuan G20 Foreign Ministers Meeting di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2/2025). (Dok. Kemlu RI)
Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam pertemuan G20 Foreign Ministers Meeting di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2/2025). (Dok. Kemlu RI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Johannesburg - Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu RI) Arrmanatha Nasir, menegaskan pentingnya strategi kolektif negara-negara G20 dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pernyataan ini disampaikan dalam Sesi III G20 Foreign Ministers Meeting, yang membahas refleksi atas dua dekade perjalanan G20 dan tujuan jangka panjangnya.

Wamenlu Tata menyoroti bahwa dunia saat ini menghadapi perekonomian yang rapuh, meningkatnya bencana iklim, serta ketimpangan sosial yang semakin melebar. Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dan terkoordinasi untuk menghadapi krisis multidimensi yang terus berkembang.

Mengutip pernyataan resmi Kemlu RI, Minggu (23/2/2025), dalam pidatonya, Wamenlu Tata menyampaikan empat poin utama yang menjadi perhatian Indonesia dalam pertemuan tersebut:

  1. Strategi Kolektif yang Berkelanjutan G20 perlu memiliki strategi jangka panjang yang berdampak nyata, bukan sekadar solusi sementara. Wamenlu Tata menekankan bahwa kesejahteraan manusia, perlindungan lingkungan, dan kemakmuran bersama harus menjadi prioritas utama dalam peta jalan G20.
  2. Ketahanan Terhadap Krisis Dunia menghadapi berbagai ancaman, mulai dari perubahan iklim hingga gejolak ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan sistem peringatan dini yang lebih kuat, investasi dalam infrastruktur yang tangguh, serta mekanisme pembiayaan berkelanjutan untuk negara-negara rentan. "Tidak boleh ada negara yang terpaksa memilih antara membayar utang atau memastikan perlindungan bagi rakyatnya," ujar Wamenlu Tata.
  3. Mobilisasi Pembiayaan untuk Transisi Energi Indonesia menyerukan percepatan transisi energi melalui investasi berbasis public-private partnership. Wamenlu Tata menegaskan bahwa transisi energi harus dilakukan secara inklusif agar tidak memperdalam kesenjangan global, melainkan menciptakan peluang pertumbuhan yang merata.
  4. G20 sebagai Katalis Perubahan Wamenlu Tata mendorong agar G20 harus menjadi platform aksi nyata, bukan sekadar forum diskusi.Ia juga menyerukan langkah konkret dalam memperkuat rantai pasok global, mempercepat inklusi digital, dan membangun ekonomi hijau yang berkeadilan. "Kegagalan G20 untuk beradaptasi hanya akan menjadikannya forum tanpa dampak nyata," tegasnya.

Adaptasi dan Fokus pada Prioritas Global

Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam pertemuan G20 Foreign Ministers Meeting di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2/2025). (Dok. Kemlu RI)
Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam pertemuan G20 Foreign Ministers Meeting di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2/2025). (Dok. Kemlu RI)... Selengkapnya

Selain membahas strategi jangka panjang, pertemuan ini juga membahas evaluasi kinerja G20.

Beberapa delegasi mengusulkan penyederhanaan kerja dan mendorong efektivitas forum ini agar lebih fokus pada isu-isu prioritas tinggi.Isu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), tata kelola data, dan inovasi dalam pembangunan berkelanjutan turut menjadi perhatian dalam diskusi. Ini mencerminkan bagaimana teknologi semakin berperan dalam membentuk kebijakan ekonomi dan sosial di tingkat global.

Afrika Selatan, yang memegang Presidensi G20 sejak 1 Desember 2024, mengusung tema Global Solidarity, Equality, and Sustainability. Tema ini mencerminkan upaya memperkuat solidaritas global, kesetaraan, dan keberlanjutan dalam menghadapi tantangan dunia.

Menutup pidatonya, Wamenlu Tata menegaskan bahwa dunia membutuhkan kepemimpinan yang berani dan keputusan yang tegas.

"Sekarang adalah waktunya untuk berani mengambil keputusan dan menunjukkan dampak nyata. Indonesia siap memainkan perannya dalam memastikan G20 tetap relevan dan menjadi penggerak perubahan global," pungkasnya.

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi
Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya