Liputan6.com, Jakarta - Kibera adalah kawasan permukiman miskin di pinggiran Nairobi, Kenya. Namun di kawasan itu, sebuah liga sepak bola komunitas berhasil menunjukkan bahwa jenis olahraga yang satu ini bisa berdampak positif pada masyarakat.
Elijah Wambua termasuk yang memetik manfaat positif dari keberadaan liga ini. Pemuda berusia 33 tahun ini dulunya adalah penjahat yang sering meneror warga Nairobi dengan perampokan yang kejam.
Baca Juga
Namun setelah kehilangan beberapa temannya dalam kekerasan, Wambua memutuskan untuk membuka lembaran baru dalam hidupnya dengan bergabung dengan liga itu, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (1/12/2022).
Advertisement
"Sepak bola adalah segalanya bagi saya, dan jika bukan karena sepak bola, saya mungkin sudah mati atau dipenjarakan. Saya mencari nafkah dari sepak bola. Olahraga ini membuat saya menjadi orang yang berguna di komunitas saya," ujarnya.
Wambua, yang memiliki julukan Gaucho -- diambil dari nama penyerang terkenal Brasil, Ronaldinho Gaucho – bukan hanya pemain di liga itu, tapi juga mentor. Ia membimbing anak-anak muda di komunitasnya, sehingga menjauhkan mereka dari kehidupan kriminal dan sebaliknya mengasah keterampilan mereka memainkan bola bundar dengan harapan memperoleh masa depan yang lebih baik.
Inter Base League, demikian nama liga itu, didirikan pada tahun 2019 oleh Eric Juma, yang juga dikenal sebagai 'Totti', nama yang diberikan untuk gaya bermainnya yang mirip dengan penyerang Italia Francesco Totti.
"Inter Base League adalah liga tempat kami bermain. Biasanya kami menyebutnya liga amatir, dimainkan di permukiman kumuh. Pada dasarnya, liga ini diperkenalkan untuk mengakhiri hal-hal yang berkaitan dengan kejahatan dan narkoba di masyarakat kami," ujar Juma.
Sumber Inspirasi
Juma terinspirasi untuk membentuk liga ini setelah teman masa kecilnya terbunuh saat ikut serta dalam pembajakan mobil. Pada hari yang menentukan itu, Juma dan temannya tersebut sebetulnya akan bertemu untuk pertandingan sepak bola.
Ketakutan akan kehilangan lebih banyak teman karena kejahatan menginspirasinya untuk mendirikan liga.
Juma berharap liga ini suatu hari nanti memiliki dua divisi putra, juga divisi anak-anak dan putri.
Liga itu memiliki banyak penggemar yang datang untuk mendukung tim-tim yang secara keseluruhan beranggotakan sekitar 1.000 anak muda.
Setiap tim idealnya memiliki 16 pemain, tetapi beberapa di antara mereka memiliki 50 pemain.
Sebagai bentuk dukungan, beberapa suporter memberikan donasi kecil-kecilan.
Para pemain dilarang bermain saat berada di bawah pengaruh narkoba.
Base atau basis adalah istilah gaul yang populer di kalangan pemuda Kibera, yang berarti "tempat nongkrong". Juma menginspirasi anak-anak muda dari berbagai tempat nongkrong ini untuk membentuk tim.
Banyak pemain telah meninggalkan kehidupan kriminal dan narkoba sejak bergabung dengan liga tersebut.
Advertisement
Arab Saudi Hentikan Penyiaran Piala Dunia Qatar 2022
Sementara itu, Fans sepak bola di Arab Saudi marah karena siaran Piala Dunia Qatar 2022 malah tidak ditayangkan. Masalah ditaksir akibat isu politik Saudi-Qatar.
Dilaporkan VOA Indonesia, Senin (28/11/2022), penangguhan itu mengejutkan dan menimbulkan kemarahan para pelanggan TOD TV, yang memegang hak siar untuk menayangkan Piala Dunia di Arab Saudi. TOD TV adalah bagian dari perusahaan Qatar, beIN Sports Media Group.
Pelanggan yang tinggal di Arab Saudi dan tidak dapat menonton pertandingan Piala Dunia membanjiri akun Twitter TOD TV minggu ini, meminta pengembalian biaya bulanan dan memasang tangkapan layar (screenshot) situs layanan itu yang mengatakan, “Maaf, halaman yang dicari telah melanggar peraturan Kementerian Media Arab Saudi.”
Dalam pesan yang dibagikan kepada para pelanggannya, TOD TV meminta maaf “atas hilangnya layanan itu untuk sementara waktu.”
TOD TV juga mengatakan, “Hal ini terjadi di luar kendali kami…. Kami menghargai pemirsa kami yang memiliki pengalaman pengguna premium dan berupaya melanjutkan layanan normal sesegera mungkin.”
TOD TV, Kementerian Media dan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi belum menjawab permohonan media untuk komentar.
Kelompok "beIN Qatar" terjebak dalam pertikaian politik sengit antara Arab Saudi dan Qatar dalam beberapa tahun terakhir ini.
Arab Saudi pada tahun 2017 memimpin kelompok empat negara Arab yang memboikot Qatar karena mendukung kelompok politik Islamis, hubungannya dengan Iran, dan mendanai Al Jazeera – saluran berita satelit yang terkadang mengkritik tajam pemerintah negara-negara di Teluk Arab itu.
Channel Resmi
Selama pemboikotan itu, beIN Sports kehilangan lisensi untuk siaran di Arab Saudi, dan penonton televisi di Arab Saudi kehilangan satu-satunya cara untuk menonton sepak bola dari liga terbesar Eropa dan kompetisi top Asia lain di luar layanan bajakan. Tetapi tahun lalu beIN melanjutkan layanan untuk pasar utama di Arab Saudi setelah hubungan Arab Saudi dan Qatar membaik.
TOD TV menyiarkan beberapa pertandingan, termasuk Arab Saudi, secara gratis, tetapi 42 pertandingan itu hanya akan tersedia di layanan streaming yang tampaknya diblokir sebelum dimulainya turnamen 20 November lalu.
Pelanggan melaporkan mereka tidak lagi bisa mengakses layanan itu sejak upacara pembukaan Piala Dunia, di mana Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman duduk hanya beberapa kursi dari Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Persaingan untuk mendapatkan pendapatan dan jutaan pelanggan di Timur Tengah meningkat di antara layanan streaming di kawasan itu, termasuk The Shahid yang dioperasikan oleh MBC Group milik Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi diyakini memegang saham yang menentukan di MBC Group setelah rangkaian penangkapan tahun 2017 atas perintah Pangeran Mohammed bin Salman, terkait dugaan korupsi yang membantunya memusatkan kekuasaan di kerajaan itu.
Advertisement