Liputan6.com, Roma - Seorang pakar makanan dunia, Alberto Grandi, menuai kontroversi usai menyebut bahwa pizza dan carbonara terasa seperti makanan khas "Amerika" ketimbang Italia.
Ia juga menyebut bahwa orang Italia dikenal sangat bangga dengan makanan khas negaranya.
Baca Juga
Dalam wawancara dengan Financial Times, Kamis (5/4/2023) Grandi kemudian mempertanyakan keaslian carbonara, parmesan, dan bahkan pizza.
Advertisement
“Ketika sebuah komunitas kehilangan rasa dan identitasnya, maka mereka akan membuat tradisi tersebut seolah-olah sebagai mitos,” katanya.
"Makanan Italia yang selama ini kita kenal, benar-benar lebih terasa seperti makanan Amerika daripada Italia,” tambahnya.
Pernyataan ini kemudian sulit diterima oleh orang Italia yang langsung mengejek budaya makanan cepat saji Amerika.
Pada hari yang sama ketika pernyataan Grandi menghebohkan masyarakat, Kementerian Kebudayaan dan Pertanian Italia langsung menominasikan masakan khas negara mereka untuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO tahun 2023.
Pencalonan status Situs Warisan Dunia UNESCO ini kemudian diputuskan pada Desember 2025.
Pemerintah Italia juga mengatakan, mereka akan menunjuk semacam "tsar" masakan -- orang yang bertugas membantu restoran dan produsen makanan Italia tetap sejalan dengan standar dan tradisi sejarah kuliner negara itu.
Pencalonan Makanan Italia ke UNESCO
Menteri Kebudayaan Gennaro Sangiuliano dan Menteri Pertanian Francesco Lollobrigida mengumumkan pencalonan tersebut ke UNESCO.
Hal ini didasari oleh “kombinasi praktik sosial,” masyarakat Italia terhadap makanan mereka.
Kementerian tersebut juga mengajukan agar masakan Italia diakui untuk Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak benda Kemanusiaan UNESCO tahun 2023.
“Kami memiliki dua tahun ke depan di mana kami harus mempromosikan makanan Italia. Kami berharap akan ada partisipasi kolektif," kata Wakil Menteri Kebudayaan Italia Gianmarco Mazzi.
Advertisement