Liputan6.com, Jakarta - Bakteri pemakan daging yang dapat membunuh satu dari lima orang yang terinfeksi, dilaporkan menyebar cepat melintasi pantai timur AS dan ke pantai-pantai populer di negara tersebut saat suhu mulai menghangat.
Bakteri langka Vibrio vulnificus atau V. vulnificus ini bisa ditemukan di perairan dangkal yang bersuhu hangat di atas 64 derajat Celcius. Mereka dapat menginfeksi melalui luka atau gigitan serangga, selama ada kontak dengan air laut yang mengandung bakteri tersebut.
Baca Juga
Tahun lalu, Florida mencatat ada 65 kasus infeksi bakteri pemakan daging, dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan infeksi meningkat dari 10 menjadi 80 per tahun selama tiga dekade terakhir.
Advertisement
Menurut para ilmuwan, dilaporkan oleh Mirror.co.uk yang dikutip Jumat (14/4/2023), kenaikan kasus disebut terjadi akibat perubahan iklim dan pemanasan air laut.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Report di Nature.com, ada 1.100 orang yang terinfeksi bakteri tersebut dan terdapat 159 kematian di AS.
Ditulis dalam jurnal, "Antara tahun 1988 dan 2016, ada lebih dari 1.100 infeksi luka yang dilaporkan di AS, dengan 159 kematian terkait - menyoroti dampak signifikan namun kurang dihargai dari patogen ini."
Tapi sekarang, menurut makalah ilmiah baru-baru ini yang diterbitkan di Nature.com, kasus infeksi bateri sudah mencapai Massachusetts sebagai akibat dari peningkatan suhu air laut, dan ada kemungkinan mencapai New York dalam dekade berikutnya.
Dr William Schaffner, pakar penyakit menular di Universitas Vanderbilt, mengatakan,"Dulu kasus infeksi ini hanya terkonsentrasi eksklusif di Teluk Meksiko di AS bagian selatan."
Gejala dari infeksi "bakteri patogen oportunistik" antara lain adalah diare berair serta kram perut, mual, muntah, demam, dan menggigil.
Ini juga dapat menyebabkan kematian bila dilihat dari 18% orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
Bahaya Bakteri
V. vulnificus adalah yang paling patogen dari genus Vibrio.
Yang menjadi perhatian khusus adalah infeksi V. vulnificus dapat terjadi dari paparan air laut melalui lesi kulit kecil dan dapat dengan cepat berubah menjadi nekrotik.
Pada sekitar 10% kasus, bagian yang terinfeksi memerlukan pengangkatan jaringan tisu segera atau amputasi anggota tubuh.
Tingkat kematian infeksi luka mencapai 18%, dan kematian terjadi segera setelah 48 jam setelah paparan.
Selain menyebabkan sekitar 100 kasus setiap tahunnya di AS, beban ekonomi yang ditimbulkan akibat infeksi luka V. vulnificus diperkirakan lebih dari US$28 juta/tahun.
Ditambah dengan populasi lanjut usia yang lebih rentan terhadap infeksi V. vulnificus, beban ekonomi akan makin bertambah ketika populasi umur tersebut diduga akan ada peningkatan besar di masa depan.
Advertisement
Jangkauan Bakteri Meluas
Iain Lake, penulis utama makalah dan profesor ilmu lingkungan di University of East Anglia, mengatakan, "Vibrio telah dibicarakan sebagai barometer perubahan iklim karena sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan, ini memberi kita beberapa indikasi apa dampak perubahan iklim."
Diperkirakan ada sekitar 80.000 orang Amerika yang terinfeksi bakteri setiap tahun. Namun, sekarang jumlahnya diperkirakan akan jauh lebih tinggi.
Studi University of East Anglia (UEA) mengatakan, "Dikombinasikan dengan populasi lansia yang terus bertambah, jumlah kasus tahunan dapat berlipat ganda."
"Pada tahun 2081–2100, infeksi V. vulnificus mungkin ada di setiap Negara Bagian AS Bagian Timur dengan emisi dan pemanasan yang tinggi di masa mendatang."
Perluasan dari infeksi luka V. vulnificus menekankan perlunya peningkatan kesadaran kesehatan individu dan masyarakat di area ini.
Bakteri Mematikan di Hotel Pemandian Jepang
Satu tema dengan bakteri mematikan, sebuah tempat pemandian di Jepang diketahui penuh dengan bakteri yang berpotensi mematikan.
Pada bulan Maret tahun ini, pemeriksaan kesehatan onsen, pemandian tradisional Jepang menggunakan air dari mata air panas vulkanik, di penginapan Daimaru Besso di Chikushino, Prefektur Fukuoka, mendeteksi bakteri legionella pada 3.700 kali tingkat yang diizinkan, lapor afiliasi CNN, TV Asahi.
Bos tempat pemandian Jepang tersebut yang berusia 158 tahun telah meminta maaf karena hanya mengganti air di pemandian spanya dua kali setahun.
Menurut peraturan setempat, air di onsen seharusnya diganti setiap minggu.
Bakteri legionella dapat menyebabkan penyakit Legionnaires, jenis pneumonia yang serius. Orang bisa sakit saat menghirup tetesan kecil air yang mengandung bakteri, menyebabkan infeksi di paru-paru.
Untungnya, penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik.
Bakteri dapat ada di kepala pancuran dan keran, bak mandi air panas, menara pendingin, tangki air panas, air mancur dekoratif atau sistem perpipaan di gedung-gedung besar.
Untuk baca selengkapnya, klik di sini.
Advertisement