Empat perampok makam dibekuk aparat China. Bukan karena menjarah harta yang ada di dalamnya. Apa yang mereka lakukan lebih mengerikan: menggali jenazah untuk dijadikan pengantin dalam tradisi "pernikahan hantu". Untuk dikubur bersama jasad pria lajang, dijadikan istri di akhirat.
Pernikahan merupakan bagian penting dalam masyarakat China. Meski praktek "pernikahan hantu" sudah jarang dilakukan, namun masih ada keluarga yang masih mempertahankan tradisi ini.
Mereka merasa wajib mencarikan "pengantin hantu"Â bagi putra mereka yang meninggal dunia sebelum sempat menikah. Normalnya "pernikahan hantu" merupakan hasil kesepakatan dua belah pihak, antara keluarga pria dan perempuan -- yang keduanya telah meninggal dunia.
Namun, seperti dilaporkan Xian Evening News, yang dilansir oleh News.com.au, Senin (4/3/2013) komplotan yang berjumlah empat orang menggali makam dan mencuri jasad seorang gadis pada Sabtu pekan lalu.
Setelah dibersihkan, dilengkapi dokumen medis palsu, jenazah dijual dengan harga mahal. Biasanya pasangan yang tak lagi bernyawa itu akan dimakamkan bersisian setelah upacara semacam pernikahan digelar.
Atas perbuatannya itu, para pelaku diganjar hukuman bui. Pengadilan di provinsi Shaanxi menjatuhkan vonis antara 28 sampai 32 tahun pada para terdakwa. Karena "mencari keuntungan dari tradisi pernikahan hantu di Shaanxi dan provinsi tetangga Shanxi".
Seperti terungkap dalam persidangan, komplotan tersebut mendapatkan uang sebesar 240 ribu yuan atau sekira Rp 373 juta dari hasil menjual 10 jenazah.
Perhiasan Juga Jadi Incaran
Sementara, Kepolisian Taiwan baru-baru ini menahan tersangka perampok yang menjarah perhiasan emas yang bernilai jutaan dolar Taiwan dari ratusan makam di negara pulau itu.
Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Cheng mengaku, ia memulai aksinya merampok makam pada tahun 2009, dibantu tiga kaki tangannya.
Seperti dimuat situs RTH, selama ini ia menjual hasil rampokannya dari sekitar 500 makam hingga menghasilkan uang sebesar 15 juta dolar Taiwan atau US$ 500 ribu, sekira Rp 4,8 miliar.
Menurut polisi, Cheng menggali makam pada malam hari, melubangi peti mati di sekitar tangan mendiang, untuk mengambil cincin dan gelang. Adalah tradisi masyarakat di China menguburkan seseorang dengan barang-barang favorit mendiang, termasuk perhiasan. (Ein)
Pernikahan merupakan bagian penting dalam masyarakat China. Meski praktek "pernikahan hantu" sudah jarang dilakukan, namun masih ada keluarga yang masih mempertahankan tradisi ini.
Mereka merasa wajib mencarikan "pengantin hantu"Â bagi putra mereka yang meninggal dunia sebelum sempat menikah. Normalnya "pernikahan hantu" merupakan hasil kesepakatan dua belah pihak, antara keluarga pria dan perempuan -- yang keduanya telah meninggal dunia.
Namun, seperti dilaporkan Xian Evening News, yang dilansir oleh News.com.au, Senin (4/3/2013) komplotan yang berjumlah empat orang menggali makam dan mencuri jasad seorang gadis pada Sabtu pekan lalu.
Setelah dibersihkan, dilengkapi dokumen medis palsu, jenazah dijual dengan harga mahal. Biasanya pasangan yang tak lagi bernyawa itu akan dimakamkan bersisian setelah upacara semacam pernikahan digelar.
Atas perbuatannya itu, para pelaku diganjar hukuman bui. Pengadilan di provinsi Shaanxi menjatuhkan vonis antara 28 sampai 32 tahun pada para terdakwa. Karena "mencari keuntungan dari tradisi pernikahan hantu di Shaanxi dan provinsi tetangga Shanxi".
Seperti terungkap dalam persidangan, komplotan tersebut mendapatkan uang sebesar 240 ribu yuan atau sekira Rp 373 juta dari hasil menjual 10 jenazah.
Perhiasan Juga Jadi Incaran
Sementara, Kepolisian Taiwan baru-baru ini menahan tersangka perampok yang menjarah perhiasan emas yang bernilai jutaan dolar Taiwan dari ratusan makam di negara pulau itu.
Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Cheng mengaku, ia memulai aksinya merampok makam pada tahun 2009, dibantu tiga kaki tangannya.
Seperti dimuat situs RTH, selama ini ia menjual hasil rampokannya dari sekitar 500 makam hingga menghasilkan uang sebesar 15 juta dolar Taiwan atau US$ 500 ribu, sekira Rp 4,8 miliar.
Menurut polisi, Cheng menggali makam pada malam hari, melubangi peti mati di sekitar tangan mendiang, untuk mengambil cincin dan gelang. Adalah tradisi masyarakat di China menguburkan seseorang dengan barang-barang favorit mendiang, termasuk perhiasan. (Ein)