Desak Eropa agar Lebih Terbuka Terima Imigran, Paus Fransiskus: Kristen yang Baik Harus Bantu Orang Asing

Paus Fransiskus memperingatkan tentang bahaya meningkatnya nasionalisme dan populisme ekstrem di Eropa dalam kaitannya dengan penolakan negara-negara benua itu dalam menerima imigran.

oleh Hariz Barak diperbarui 29 Apr 2023, 15:01 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2023, 15:01 WIB
FOTO: Paus Fransiskus Pimpin Misa Malam Paskah Tanpa Jemaat
Paus Fransiskus menyampaikan pesan saat memimpin Misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (11/4/2020). Paus mengatakan bahwa ketakutan orang-orang saat ini sama seperti ketakutan para pengikut Yesus sehari usai diri-Nya disalibkan. (Remo Casilli/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Budapest - Paus Fransiskus memperingatkan tentang bahaya meningkatnya nasionalisme dan populisme ekstrem di Eropa dalam kaitannya dengan penolakan negara-negara benua itu dalam menerima imigran. Hal itu disampaikan Paus dalam lawatan resmi ke Budapest, Hungaria pada Jumat 28 April 2023.

Dalam pidatonya yang keras kepada para pemimpin Hungaria, Paus mendesak kebijakan penolakan imigran yang diterapkan oleh pemerintahan PM Viktor Orban. Sang PM telah mengalami serangkaian perselisihan dengan Uni Eropa terkait kebijakan terhadap imigran.

Penolakan imigran, kata Paus, merupakan "bentuk populisme ... dan kepentingan nasionalisme yang berlebihan," demikian seperti dikutip dari VOA (29/4/2023).

Orban dan Paus memiliki pandangan berbeda tentang penanganan imigran dari Timur Tengah dan Afrika. Fransiskus meyakini bahwa imigran yang melarikan diri dari kemiskinan harus disambut dengan hangat oleh negara-negara Benua Biru.

Pemerintahan Orban membangun pagar baja di perbatasannya dengan Serbia untuk mencegah masuknya imigran. Ia menolak membiarkan Hungaria berubah menjadi "negara imigran", sebagaimana ia memandang negara Eropa lain saat ini.

Di Budapest, pemimpin tertinggi gereja Katolik itu menyerukan Eropa kembali ke jiwa asalnya. "Jiwa Eropa adalah, negara Eropa yang harus melihat (berbagai persoalan) melampau batas-batas negara."

Paus juga menambahkan, "Mereka yang mengaku Kristen ... dipanggil untuk memberi kesaksian dan bergabung dengan semua orang dalam mengembangkan humanisme yang diilhami oleh Injil dan bergerak di sepanjang dua jalur mendasar: mengakui diri kita sendiri sebagai anak-anak terkasih dari Bapa dan saling mencintai sebagai saudara dan saudari."

Mengutuip Santo Stefanus, Paus memerintahkan manusia "untuk menyambut orang asing dengan kebajikan dan penuh penghargaan."

Fransiskus juga menyerukan perdamaian dan mengakhiri perang Rusia di Ukraina --pada hari yang sama ketika Moskow melakukan serangan udara ke Rusia dan Kiev menyerukan operasi balasan dengan "tinju besi".

Hungaria mendukung Ukraina yang berdaulat tetapi masih memiliki ikatan ekonomi yang kuat dengan Rusia. Pemerintahan Orban menolak mengirim senjata ke Ukraina.

Namun Paus mengatakan, mengirim senjata ke Ukraina untuk membela diri "secara moral diperbolehkan."

Kunjungan Pertama Setelah Pulih dari Sakit

Paus Fransiskus Pimpin Misa Malam Natal di Vatikan
Paus Fransiskus berdoa ketika memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (24/12/2019). Paus Fransiskus memimpin Natal bagi 1,3 miliar umat Katolik dunia. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Kunjungan tiga hari ke Hungaria adalah perjalanan pertama Paus Fransiskus (86) sejak dia dirawat di rumah sakit karena bronkitis pada Maret.

Tampak ceria, Fransiskus yang mengalami sakit lutut berjalan menggunakan tongkat untuk menyambut pejabat dan anak-anak berbaju nasional di bandara. Dalam kedatangan baru-baru ini, dia menggunakan kursi roda.

Ditanya oleh wartawan tentang kesehatannya dalam penerbangan dari Roma, paus bercanda, mengatakan "Saya masih hidup" dan "rumput liar yang membandel tidak pernah mati."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya