Israel Berang PBB Peringati Hari Nakba, Dukungan bagi Palestina Mengalir dari Eropa hingga Amerika Latin

Peringatan Hari Nakba pertama oleh PBB di markas besarnya di New York, Amerika Serikat, pada 15 Mei 2023, terjadi setelah pemungutan suara diambil pada Desember 2022, di mana 90 negara mendukung dan 30 negara menentangnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Mei 2023, 17:07 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 17:07 WIB
Ilustrasi Palestina
Ilustrasi Palestina (AP)

Liputan6.com, New York - Banyak negara anggota Uni Eropa mengirim perwakilan mereka ke acara peringatan Hari Nakba yang digelar PBB pada Senin 15 Mei 2023, meski ada upaya dari Israel untuk mencegah kehadiran mereka. Itu merupakan kali pertama PBB memperingati Hari Nakba.

Sejumlah negara dilaporkan lebih dulu memberi tahu Israel atas kehadiran mereka dan sebagian besar mengirim diplomat tingkat rendah dibanding duta besar. Negara-negara Eropa yang hadir antara lain Prancis, Spanyol, Swedia, Finlandia, Irlandia, dan Malta.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menegaskan tidak akan mengirimkan perwakilan ke acara hari peringatan hilangnya tanah air Palestina itu.

Nakba adalah bahasa Arab, yang berarti bencana atau malapetaka. Palestina menggunakannya untuk merujuk pada eksodus massal ratusan ribu warganya dari tanah mereka selama Perang Arab-Israel 1948.

Kekhawatiran utama Israel tentang acara peringatan Hari Nakba adalah bahwa hal itu dapat menjadi preseden untuk menggelar peringatan serupa pada tingkat pertemuan yang lebih tinggi: Majelis Umum PBB.

Peringatan Hari Nakba pertama oleh PBB di markas besarnya di New York, Amerika Serikat, terjadi setelah pemungutan suara diambil pada Desember 2022, di mana 90 negara mendukung dan 30 negara menentangnya.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut peringatan Hari Nakba "tercela" dan "salah", sementara Menteri Diplomasi Publik Galit Distel Atbaryan mengatakan, PBB mengabaikan fakta bahwa bangsa Arab bertanggung jawab menciptakan apa yang disebut masalah pengungsi Palestina.

Partisipasi Swedia dalam peringatan Hari Nakba yang digelar PBB terjadi beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyelesaikan kunjungannya ke Stockholm. Itu menandai pertama kalinya seorang menteri luar negeri Israel ke Swedia dalam dua dekade terakhir.

"Kami membuka halaman baru dalam hubungan antara Israel dan Swedia, setelah bertahun-tahun Swedia mengambil sikap kritis terhadap Israel," kata Cohen dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Israel seperti dilansir Haaretz, Rabu (17/5/2023).

Di lain sisi, Otoritas Palestina memuji acara peringatan Hari Nakba oleh PBB, menyebutnya sebagai langkah maju dalam pengakuan internasional atas Nakba.

"Di Israel, hari ini ada suara-suara berbahaya yang menyangkal keberadaan rakyat Palestina dan semua ini berada di bawah naungan pemerintah Israel. Ada yang secara terbuka menyerukan pembunuhan warga Palestina dan mendeportasi mereka, dan itulah yang dilakukan pemerintah Israel – dipimpin oleh Netanyahu bersama dengan Smotrich dan Ben-Gvir," ujar Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Pekan lalu, acara serupa untuk memperingati Hari Nakba terjadi untuk pertama kalinya di Kongres AS, yang diprakarsai anggota Kongres dari Partai Demokrat Rashida Tlaib. Keluarga Rashida berasal dari Palestina.

Ketua DPR AS Kevin McCarthy, yang berasal dari Partai Republik, melarang upacara peringatan Hari Nakba berlangsung di majelis rendah Kongres. Penolakan itu mendorong Senator Yahudi Bernie Sanders untuk  mensponsori penyelenggaraannya di gedung milik Senat. Acara itu sukses menarik sekitar 200 orang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peringatan Hari Nakba di Amerika Latin

Ilustrasi bendera Palestina
Palestina (iStock)

Peringatan 75 tahun Nakba juga digelar di sejumlah negara Amerika Latin melalui diskusi, aktivitas kebudayaan, hingga kampanye media sosial. Bendera Palestina dikibarkan dan orang-orang meneriakkan dukungan mereka di jalan-jalan.

Dilansir Middle East Monitor, dukungan bagi Palestina sangat kuat di Brasil, Peru, Venezuela, dan Chile.

Di Brasil, Presiden Partai Kebebasan dan Sosialisme Juliano Medeiros mengatakan, "Hari ini, kami menegaskan kembali komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk mendukung hak kembali dan perjuangan tak kenal lelah rakyat Palestina. Kami bersatu dalam pencarian keadilan dan kesetaraan. Kami berada di pihak Palestina!"

Kegiatan Nakba Day di Brasil diselenggarakan oleh banyak organisasi Palestina dan Brasil. Ribuan orang ikut serta dalam demonstrasi solidaritas di Avenida Paulista, jalan paling terkenal di Sao Paulo. Penyelenggara mengundang media untuk mengingatkan dunia tentang pentingnya hari ini dan pentingnya berdiri bersama rakyat Palestina di Yerusalem, Gaza, dan wilayah lain yang diduduki Israel.

Aktivis solidaritas itu meminta pemerintah Brasil mengambil posisi yang jelas, yang mendefinisikan Israel sebagai negara apartheid dan memainkan peran yang lebih besar dalam menekan komunitas internasional untuk mengutuk pendudukan Israel dan menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

Kegiatan solidaritas Nakba di Peru telah dimulai awal tahun ini di Lima. Kedutaan Besar Palestina di ibu kota menghidupkan kembali festival solidaritas populer dalam kemitraan dengan Kota Lima, Kota Madya San Borja, sebuah distrik di dalam ibu kota, dan Klub Arab Palestina.

Lebih dari empat ribu aktivis solidaritas ambil bagian dalam festival tersebut, mengendarai sepeda yang dihiasi bendera Palestina dan mengenakan kaos Palestina. Festival itu disertai dengan pameran warisan Palestina yang memperkenalkan kerajinan tangan dan sulaman Palestina. Lebih dari 4.000 buklet yang merinci sejarah perjuangan Palestina, warisan Palestina, dan pariwisata di Palestina dibagikan.

Menurut Kedutaan Besar Palestina di Peru, sejumlah besar tokoh politik, pejabat senior Kementerian Luar Negeri, duta besar negara Arab dan Islam, serta perwakilan PBB lainnya ikut serta dalam festival solidaritas tersebut.

Hari Nakba diperingati secara berbeda di Venezuela, di mana Universitas Bolivarian Venezuela mengadakan sesi khusus untuk mengungkapkan solidaritas dan menandai Nakba yang menelantarkan ratusan ribu warga Palestina.

Wakil Presiden Federasi Palestina di Amerika Latin dan anggota Dewan Nasional Palestina Dr Jihad Youssef yang berbicara di sesi khusus tersebut mengatakan, "Sama seperti kita diberitahu bahwa kita harus memahami peristiwa sejarah besar lainnya agar umat manusia tidak membiarkan sejarah terulang kembali, kita semua perlu mengetahui dan memahami apa yang mendorong ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri untuk hidup di tempat yang diduduki. Palestina dari tahun 1948 dan seterusnya. Waktu berhenti bagi mereka pada tahun 1948, dan tidak akan pernah kembali. Tanah mereka, bagaimanapun, akan dikembalikan, dengan satu atau lain cara. Itu selalu menjadi kepastian di hati kakek-nenek kami, dan kepastian itu tetap ada bersama kami hari ini."

Di Chile, lusinan warga Palestina mengibarkan bendera dalam aksi damai di Santiago untuk menandai peringatan Hari Nakba. Beberapa membawa kunci sebagai simbol harapan untuk kembali ke kampung halamannya di Palestina. Nyanyian "Free, free Palestine" pun berkumandang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya