Monas dan Bundaran HI Bercahaya Merah Putih untuk Peringati Hari Kemerdekaan Georgia

Dalam rangka Hari Kemerdekaannya, Kedutaan Besar Georgia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyalakan lampu merah dan putih -warna bendera Georgia- di Bundaran HI dan Monas.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Mei 2023, 07:44 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2023, 07:44 WIB
Kedutaan Besar Georgia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyalakan lampu merah dan putih - warna bendera Georgia- di Bundaran HI. (Dokumentasi Kedubes Georgia di Jakarta)
Kedutaan Besar Georgia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyalakan lampu merah dan putih - warna bendera Georgia- di Bundaran HI. (Dokumentasi Kedubes Georgia di Jakarta)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 26 Mei, Georgia merayakan Hari Nasionalnya, yang menandai hari deklarasi kemerdekaan pada tahun 1918 dan berdirinya Republik Demokratis pertama.

"Hari ini adalah hari yang sangat istimewa dalam sejarah Georgia, karena maknanya sebagai sebuah momen penentuan bagi kenegaraan modern Georgia dalam tiga ribu tahun sejarah panjangnya. Sayangnya, setelah 3 tahun kemerdekaan, pada tahun 1921, Georgia dianeksasi oleh Tentara Merah Soviet selama 70 tahun sampai di tahun 1991 Georgia kembali mendapatkan kemerdekaan meluncurkan perjalanan baru dalam transformasi demokrasi dan ekonomi," ungkap Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Georgia Alexander Khvtisiashvili dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu (27/5/2023).

Dalam rangka Hari Kemerdekaan Georgia, sambung Alexander Khvtisiashvili, Kedutaan Besar Georgia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyalakan lampu merah dan putih -warna bendera Georgia- di Bundaran HI dan Monas.

<p>Kedutaan Besar Georgia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyalakan lampu merah dan putih - warna bendera Georgia- di Bundaran HI. (Dokumentasi Kedubes Georgia di Jakarta)</p>

Jejak Hubungan Georgia dan Indonesia

Alexander Khvtisiashvili menuturkan, Indonesia dan Georgia membangun hubungan diplomatik pada tahun 1993, sesaat setelah Georgia meraih kemerdekaannya. Selama bertahun-tahun, kedua bangsa berusaha untuk meningkatkan kerjasama bilateral di berbagai bidang, termasuk politik, perdagangan, budaya dan pendidikan.

Meskipun dengan jarak yang signifikan, sambungnya, keduanya telah berhasil membangun landasan saling menghormati dan kepentingan bersama. "Dalam hubungan politik, Georgia dan Indonesia telah terlibat dalam dialog dan bertukar kunjungan baik di tingkat pemerintahan maupun parlementer. Kunjungan-kunjungan dan pertemuan tingkat tinggi telah berperan penting dalam memupuk hubungan yang lebih dekat dan mempromosikan pemahaman di antara kedua negara."

Walaupun, kata dia, jumlah perdagangan antara kedua negara masih relative rendah, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjajaki jalan baru dalam kolaborasi ekonomi. "Pertukaran budaya dan kontak orang-ke-orang juga telah berkontribusi dalam memperkuat hubungan Georgia-Indonesia," imbuhnya lagi.

 

Saling Dukung Georgia dan Indonesia

Ilustrasi Georgia, bendera Georgia. (Jorono/Pixabay)
Ilustrasi Georgia, bendera Georgia. (Jorono/Pixabay)

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Georgia Alexander Khvtisiashvili memaparkan, Georgia dan Indonesia memajukan kerjasama mereka dalam format multilateral. "Kedua negara telah saling menunjukkan dukungan terhadap posisi satu sama lain dalam berbagai isu global dan berkolaborasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta organisasi internasional lainnya untuk mempromosikan nilai-nilai dan berbagai kepentingan bersama."

"Yang terpenting, Indonesia menarik pelajaran berharga dan wawasan dari pengalaman Georgia dalam mentransformasikan pelayanan publik," imbuhnya lagi.

Pada tahun 2022, Nota Kesepahaman yang baru telah ditandatangani oleh Kementerian PAN dan RB RI dan Kementerian Kehakiman Georgia tentang kerjasama di bidang pelayanan publik. Untuk saat ini, Indonesia telah mendirikan sekitar 120 mal pelayanan publik di seluruh Indonesia mirip dengan Justice Hall Georgia, yang berfungsi sebagai hub terpusat di mana warga dapat mengakses berbagai layanan pemerintah dalam satu lokasi yang nyaman.

Mengikuti perjalanan Georgia dalam meningkatkan pelayanan publik Indonesia dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, keterlibatan masyarakat, serta kualitas pelayanan publik secara keseluruhan, yang pada akhirnya berkontribusi dalam peningkatan tata kelola dan hasil yang lebih baik untuk masyarakat.

Selagi Georgia dan Indonesia menikmati hubungan persahabatan, jelas ada ruang untuk lebih memperdalam dan mendifersifikasi keterlibatan keduanya. Peningakatan kerjasama ekonomi, peningkatan kontak orang-ke-orang, dan menguatnya ikatan budaya dapat berkontribusi pada kemitraan yang komprehensif dan kokoh di antara kedua negara.

 

Sejarah Awal Georgia

Ilustrasi Georgia, bendera Georgia. (Peggy/Pixabay)
Ilustrasi Georgia, bendera Georgia. (Peggy/Pixabay)

Menurut keterangan tertulis yang diperoleh dari Kedutaan Georgia di Jakarta, sejarah Georgia berawal ribuan tahun yang lalu, dengan bukti habitat manusia sejak era Paleolitik. Meskipun banyak invasi dan periode pemerintahan asing, Georgia mampu mempertahankan identitas dan tradisi budayanya.

Bahasa Georgia, dengan aksara uniknya, adalah salah satu Bahasa tertua yang masih hidup di dunia. Warisan budayanya juga memberikan penekanan yang kuat pada musik, tarian dan seni. Nyanyian polifonik Georgia, yang diakui sebagai Warisan Budaya Kemanusiaan Tak Benda UNESCO, adalah bentuk musik vocal yang menawan dan khas.

Wine atau minuman anggur dan masakan Georgia menyimpan warisan yang kaya dan terkenal yang telah memikat para penikmat makanan di seluruh dunia. Terkenal dengan rasanya yang unik, teknik tradisional serta signifikansi budayanya, wine dan masakan Georgia menawarkan penjelajahan yang menyenangkan ke dalam tradisi gastronomi negara. Dalam sejarahnya yang terbentang lebih dari 8.000 tahun telah menjadikan Georgia tempat kelahiran wine dan salah satu wilayah penghasil wine tertua di dunia.

Georgia telah menjalani reformasi politik, ekonomi dan sosial yang signifikan sejak memperoleh kembali kemerdekannya. Pada level strategis, visi kebijakan ekonomi Pemerintahan Georgia difokuskan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, promosi daya saing dan pencapaian integrasi maksimal ke pasar global. Georgia telah mencapai tonggak penting, seperti:

  • Georgia telah diakui atas upayanya untuk memperkuat berbagai lembaga demokrasi dan mempromosikan transparansi dalam pemerintahan. Georgia telah melakukan reformasi substansial untuk memperbaiki sistem pemilu, meningkatkan supremasi hukum serta memberantas korupsi.
  • Georgia telah mengejar kerangka kebijakan ekonomi liberal, menekankan pada prinsip pasar-bebas, privatisasi dan investasi asing. Hasilnya, negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan telah menjadi destinasi menarik untuk bisnis internasional. Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia secara konsisten menempatkan Georgia di antara negara-negara teratas. Terlepas dari tantangan yang muncul akibat pandemic COVID dan geopolitik, Georgia mencapai pertumbuhan ekonomi yang kokoh tahun lalu: estimasi pertumbuhan PDB riil setara dengan 10.1% (tahun-ke-tahun), sementara perputaran perdagangan meningkat 32%. Pertumbuhan diproyeksikan bertahan di dua digit
  • Georgia secara aktif mengejar integrasi ke dalam pasar global dengan menandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas dan menarik investasi asing langsung. Perjanjian Perdagangan Bebas yang Mendalam dan Komprehensif (DCFTA) dengan Uni Eropa telah membuka peluang baru bagi bisnis Georgia dan memfasilitasi akses ke pasar Eropa, sementara perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara seperti Turki, Cina, dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) lebih memperluas perdagangan.
  • Georgia telah mengembangkan rute transit regional utama yang penting untuk memperkuat interkoneksi di wilayahnya dan sekitarnya. Georgia telah berinvestasi secara signifikan dalam memodernisasi infrastrukturnya, termasuk jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan bandara. Lokasi Georgia menawarkan jembatan alami antara Eropa dan Asia, yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Kaspia dan sekitarnya. Ini berfungsi sebagai koridor transit krusial untuk rute-rute perdagangan yang menghubungkan Eropa, Asia Tengah, Timur Tengah, dan wilayah Laut Kaspia. Posisi strategis ini memberikan keuntungan logistik bagi bisnis-bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional, ekspor-impor, dan operasi transit.
  • Komitmen Georgia terhadap reformasi liberal terkait erat dengan aspirasinya untuk integrasi Eropa. Negara ini telah menjalin hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa, menerapkan berbagai reformasi yang selaras dengan standar dan nilai UE. Kemajuan Georgia dalam memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Uni Eropa telah menghasilkan rezim bebas visa bagi warga negara Georgia yang bepergian ke wilayah Schengen, membawa peluang lebih besar untuk perdagangan, pariwisata, dan pertukaran budaya. Menanggapi perubahan drastis realita geopolitik di kawasan tersebut pada awal tahun 2022, Georgia secara resmi mengajukan keanggotaan Uni Eropa pada 3 Maret 2022, menghasilkan keputusan bersejarah Uni Eropa untuk mengabulkan perspektif Eropa untuk Georgia pada bulan Juni di tahun yang sama.
  • Georgia memiliki tenaga kerja yang terdidik dan terampil yang berkontribusi pada kesuksesan bisnis. Sistem pendidikan di negara ini berfokus untuk menghasilkan tenaga profesional di berbagai bidang, termasuk teknik, IT, keuangan, dan administrasi bisnis. Selain itu, Georgia memiliki tradisi pendidikan teknis yang kuat, memastikan kumpulan pekerja terampil untuk industri seperti energi, konstruksi, dan manufaktur.
  • Sektor pariwisata Georgia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menarik pengunjung dari seluruh dunia. Bentang alam Georgia yang beragam memberikan banyak peluang untuk petualangan dan aktivitas luar ruangan. Dari mendaki dan trekking di pegunungan hingga bermain ski dan seluncur salju di resor musim dingin, tidak ada kekurangan pengalaman mendebarkan bagi pecandu adrenalin. Garis pantai Laut Hitam juga menawarkan kesempatan untuk olahraga air, relaksasi pantai, dan penjelajahan pesisir. Mata air mineral alami dan resor spa Georgia telah lama diakui karena khasiat penyembuhannya. Fokus negara yang berkembang pada retret kesehatan, retret yoga, dan akomodasi ramah lingkungan semakin meningkatkan potensinya sebagai tujuan wisata kesehatan dan kebugaran. Lanskap unik Georgia, situs bersejarah, dan keajaiban arsitektur telah menarik pembuat film dari seluruh dunia. Dengan penawarannya yang beragam, keramahtamahan yang hangat, dan berkembangnya pengakuan di panggung internasional, Georgia siap menjadi tujuan yang semakin populer dan dicari oleh para pelancong yang mencari pengalaman unik dan tak terlupakan. Sebelum wabah global pandemi, Georgia berhasil menjadi salah satu tujuan wisata dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan hasil rekor pada tahun 2019, ketika Georgia mencapai rekorl tuan rumah dengan pengunjung 3 kali lebih banyak dari populasinya sendiri. Selama tahun 2022, tingkat pemulihan perjalanan internasional mencapai 58%, sedangkan untuk perjalanan wisata mencapai 71,9%. Yang terpenting, penerimaan perjalanan menunjukkan pertumbuhan hingga 8% dibandingkan tahun 2019, yang merupakan tahun rekor bagi Georgia.
  • Georgia memiliki kapasitas yang besar untuk surplus pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan untuk dipasok ke negara tetangga dalam waktu dekat. Dalam hal ini, Georgia berencana untuk mengimplementasikan proyek Kabel Kapal Selam Laut Hitam Georgia - Rumania, yang menghubungkan Wilayah Kaukasus Selatan langsung ke Eropa Tenggara melalui kabel bawah laut yang melintasi Laut Hitam. Setelah beroperasi, proyek ini akan berkontribusi pada keamanan energi Eropa dan Wilayah Kaukasus Selatan dan akan mendorong pengembangan sumber energi terbarukan (termasuk energi air, matahari, dan angin).
  • Georgia telah membuat kemajuan dalam mengembangkan sektor teknologi informasi (IT) dan mendorong inovasi. Pendirian taman teknologi dan inkubator, serta promosi pendidikan digital dan ekosistem start-up, telah mendorong pertumbuhan sektor IT. Georgia telah menjadi pusat regional untuk layanan IT, menarik perusahaan dan investasi global.
  • Georgia telah menerapkan reformasi sosial yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pemerintah telah memfokuskan pada peningkatan akses terhadap program pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Tingkat kemiskinan telah menurun, dan Georgia  telah mencapai kemajuan dalam mengatasi ketimpangan pendapatan.

Transformasi dan pencapaian Georgia adalah hasil dari kepemimpinan visioner, reformasi yang berani, dan komitmen untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan. Upaya negara dalam liberalisasi, fasilitasi perdagangan, pembangunan infrastruktur, dan reformasi sosial telah memberikan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan standar hidup yang lebih baik.

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya