Liputan6.com, Quito - Ribuan tentara dan polisi Ekuador terlibat dalam operasi subuh untuk memindahkan bos kartel narkoba ke Penjara La Roca yang memiliki keamanan maksimum. Pemindahan tersebut berlangsung pada Sabtu (12/8/2023).
Jose Adolfo Macias, yang populer dengan panggilan Fito, disebut pernah mengirimkan ancaman pembunuhan kepada calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang tewas ditembak pada Rabu (9/8).
Baca Juga
Villavicencio ditembak mati saat akan meninggalkan lokasi kampanye. Sebelum pembunuhannya, Villavicencio mengaku bahwa dia diancam oleh Fito.
Advertisement
"Jika saya terus ... menyebutkan Los Choneros (geng), mereka akan membinasakan saya," ujarnya seperti dilansir BBC, Senin (14/8).
Pada Minggu, Partai Construye telah mengumumkan Christian Zurita sebagai calon presidennya pengganti Villavicencio. Seperti halnya Villavicencio, Zurita juga memiliki latar belakang jurnalis.
Dalam kampanyenya, Villavicencio fokus pada korupsi dan narkoba. Dia adalah satu-satunya capres yang menyuarakan tuduhan adanya hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah Ekuador.
Sehari sebelum pembunuhannya, Villavicencio mengadu ke Kantor Kejaksaan Umum tentang dugaan penyimpangan dalam kontrak minyak yang dinegosiasikan selama pemerintahan mantan presiden Rafael Correa yang telah merugikan negara USD 9 miliar.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso menegaskan bahwa relokasi Fito dimaksudkan demi keselamatan warga dan tahanan.
"Ekuador akan memulihkan perdamaian dan keamanan," twit Lasso. "Jika reaksi kekerasan muncul, kami akan bertindak dengan kekuatan penuh."
6 Orang Ditangkat terkait Pembunuhan Villavicencio
Enam warga Kolombia telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan Villavicencio, sementara yang ketujuh tewas dalam baku tembak. Pihak berwenang belum mengatakan siapa yang menyewa dan membayar pembunuh bayaran tersebut.
Kejahatan di Ekuador dilaporkan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh pertumbuhan kartel narkoba Kolombia dan Meksiko.
Adapun Fito ditahan di Penjara 8 di Guayaquil sejak tahun 2011 dan video yang dibagikan oleh pasukan keamanan menunjukkan dia bertelanjang dada dan diborgol saat pasukan keamanan memindahkannya ke fasilitas lain.
Advertisement