Liputan6.com, Libreville - Ali Bongo Ondimba (64), presiden Gabon yang telah berada di bawah tahanan rumah sejak digulingkan pekan lalu, dinyatakan bebas dan dapat bepergian ke luar negeri untuk berobat. Hal tersebut disampaikan oleh junta militer Gabon saat mengumumkan sosok perdana menteri baru.
"Raymond Ndong Sima (68), seorang ekonom, dinobatkan sebagai perdana menteri transisi," demikian pernyataan yang disampaikan via televisi oleh juru bicara komite transisi Kolonel Ulrich Manfoumbi, seperti dilansir AP, Jumat (8/9/2023).
Sebelumnya, Sima sempat menjabat sebagai perdana menteri pada 2012-2014.
Advertisement
Kolonel Manfoumbi juga mengatakan pada Rabu (6/9) bahwa presiden yang digulingkan bebas untuk pindah mengingat keadaan kesehatannya.
"Dia bisa, jika dia mau, pergi ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan," katanya.
Kesehatan Ondimba tidak segera jelas. Dia menderita stroke pada akhir 2018 yang membuatnya tidak bertugas selama berbulan -bulan. Televisi lokal Gabon24 menyiarkan pertemuan Rabu malam antara Ondimba dan kepala Kantor AS untuk Afrika Tengah Abdou Barry.
"Kondisi kesehatannya baik," ungkap Barry.
Ondimba digulingkan pada 30 Agustus di tengah fenomena kudeta militer di beberapa bagian Afrika.
Peristiwa itu terjadi tidak lama setelah dia dinyatakan sebagai pemenang pilpres yang disengketakan, yang akan memperpanjang pemerintahan keluarganya selama 55 tahun. Dia menggantikan ayahnya, Omar Bongo, pada tahun 2009.
Janji-janji Junta Militer Gabon
Sementara itu, pemimpin militer yang baru disumpah di Gabon, Jenderal Brice Clotaire Oligui Nguema, bertemu dengan otoritas regional dan lokal minggu ini, menjanjikan infrastruktur yang lebih baik dan transisi damai di negara yang kaya minyak itu.
Di ibu kota, Libreville, dia bertemu dengan Presiden Republik Afrika Tengah Faustin Archange Touadera, yang ditunjuk sebagai utusan komunitas ekonomi regional negara -negara Afrika Tengah, dan dengan Barry.
"Diskusi kami berfokus pada situasi saat ini dari bangsa kami serta prospek transisi yang menjanjikan," ujar Jenderal Nguema tentang pertemuannya dengan Barry.
Pemimpin militer baru di Gabon berjanji pula untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat dengan mengatur pemilu yang bebas, transparan, dan kredibel tetapi tidak memberikan jangka waktu untuk pemungutan suara.
Pada pertemuan Nguema minggu ini dengan para pejabat senior pemerintah Gabon, dia berjanji memberikan "pembangunan nyata" kepada rakyat, yang kekayaan minyaknya telah banyak dikonsentrasi di tangan beberapa orang. Menurut data Bank Dunia, hampir 40 persen dari rakyat Gabon yang berusia 15 hingga 24 tahun pada tahun 2020 tidak bekerja.
"Kami menginginkan hal-hal sederhana untuk rakyat Gabon," kata Nguema dalam siaran di televisi Gabon24, menjanjikan perawatan kesehatan nasional dan peningkatan kebijakan pendidikan serta lingkungan. "Tetapi untuk mencapai ini, Anda harus terlebih dahulu memiliki administrasi yang efektif."
Advertisement