Liputan6.com, Jakarta - Enam orang warga Palestina dilaporkan tewas setelah aksi penyerangan yang dilakukan oleh militer Israel yang berada di pemukiman West Bank dan Gaza.
Konfirmasi kematian enam warga Palestina tersebut disampaikan oleh tim medis di wilayah tersebut, dikutip dari laman BBC, Rabu (20/9/2023).
Baca Juga
Kasus ini menambah jumlah korban tewas dalam insiden bentrokan warga sipil Palestina dengan militer Israel.
Advertisement
Sebelumnya, seorang pemuda Palestina juga dinyatakan tewas pada Rabu minggu lalu di kota Jericho.
Kerumunan orang kemudian membawa tiga jenazah dari enam yang terbunuh untuk dimakamkan. Dua di antaranya dibungkus dengan bendera Hamas dan satu lagi dengan bendera Jihad Islam.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya mendapat serangan dari warga bersenjata setempat dan melakukan serangan yang jarang terjadi.
Terlebih mereka juga menggunakan drone bunuh diri selama penggerebekan tersebut.
Sebuah video yang diposting di media sosial juga menunjukkan tembakan Israel mengenai menara masjid tempat tembakan dilepaskan.
Tak lama setelah pasukan Israel mundur dari kamp pengungsi, Otoritas Palestina (PA) mengatakan bahwa orang-orang bersenjata menembaki kompleks mereka di Jenin.
Militan dari kamp tersebut menuduh Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian wilayah Tepi Barat yang tidak berada di bawah kendali penuh Israel, gagal melindungi mereka.
Tell es-Sultan di Jericho Diakui Sebagai Situs Warisan Dunia di Palestina, Israel Meradang
Bicara soal Jericho yang jadi lokasi bentrok, Komite Warisan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (17/9) memutuskan memasukkan situs arkeologi Tell es-Sultan di Jericho sebagai "Situs Warisan Dunia di Palestina".
"Keputusan itu diambil dalam konferensi yang diadakan di Riyadh," tulis UNESCO di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Tell es-Sultan terletak di Jericho, Tepi Barat, yang diduduki Israel. Situs itu berisi reruntuhan yang berasal dari Milenium ke-Sembilan Sebelum Masehi. Jericho sendiri merupakan salah satu kota tertua yang dihuni di dunia.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menyambut baik keputusan tersebut. Mereka memujinya sebagai pengakuan atas signifikansi budaya, ekonomi, dan politik Jericho, serta bukti 10.000 tahun pembangunan manusia. Demikian pernyataan Otoritas Palestina, seperti dilansir CNN, Senin (18/9).
Menteri Pariwisata dan Purbakala Otoritas Palestina Rula Ma’ayah turut menenkan pentingnya keputusan UNESCO. Dia menggarisbawahi situs Tell es-Sultan sebagai bagian integral dan berharga dari warisan Palestina yang beragam.
"Nilai universal yang luar biasa dari situs ini menjadikannya salah satu Situs Warisan Dunia," kata Ma’ayah.
Advertisement
Respons Israel
Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya pada Minggu seperti dikutip dari AP menyebutkan bahwa pengakuan Tell es-Sultan merupakan taktik sinis yang dilakukan oleh Palestina untuk mempolitisasi UNESCO. Israel menyatakan akan bekerja sama dengan sekutunya untuk membalikkan apa yang mereka sebut sebagai keputusan menyimpang tersebut.
Israel keluar dari UNESCO pada tahun 2019 karena menuduh organisasi PBB itu bersikap bias.
Sebelumnya, Israel juga keberatan dengan penerimaan UNESCO terhadap Palestina sebagai negara pengamat non-anggota pada tahun 2011. Meski demikian, Israel tetap ambil bagian dalam Konvensi Warisan Dunia dan mengirimkan delegasinya ke pertemuan di Riyadh.
Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Gaza dan Yerusalem timur, dalam Perang 1967. Palestina menginginkan ketiga wilayah tersebut sebagai negara masa depan mereka, sementara Israel memandang Tepi Barat sebagai pusat alkitabiah dan budaya bagi orang-orang Yahudi.
Tidak ada perundingan perdamaian yang serius atau substantif antara Palestina dan Israel selama lebih dari satu dekade. Hal tersebut diperparah dengan fakta Israel saat ini dipimpin oleh pemerintahan yang paling nasionalis dan religius dalam sejarahnya, membuat setiap langkah menuju Negara Palestina hampir tidak terbayangkan.
Adapun kota modern Jericho merupakan daya tarik utama pariwisata ke wilayah Palestina, baik karena situs bersejarahnya maupun kedekatannya dengan Laut Mati.