COP28: OIKN Beberkan Alasan Nusantara Jadi Ibu Kota Negara Indonesia

Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyampaikan sejumlah alasan Nusantara dipilih sebagai wilayah ibu kota negara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Des 2023, 05:20 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 05:06 WIB
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyampaikan sejumlah alasan Nusantara dipilih sebagai wilayah ibu kota negara (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyampaikan sejumlah alasan Nusantara dipilih sebagai wilayah ibu kota negara (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyampaikan sejumlah alasan  Nusantara dipilih sebagai wilayah ibu kota negara.

Sejumlah alasan ini dipaparkan oleh Myrna dalam agenda Side Event di COP28, Dubai, Uni Emirat Arab dengan tajuk: The Role of Subnational Authorities to Accelerate Climate Action.

Menurut Myrna, alasan pertama yaitu pemerintah Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia tentang komitmen RI bahwa pembangunan diperlukan di Asia.

“Hal ini juga sejalan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” kata Myrna di Dubai Expo City, UEA, Minggu (3/12/2023).

“Alasan kedua bahwa pemerintah Indonesia punya tujuan yang jelas. Kita mempunyai 24 KPIs dan dua dari KPIs tersebut dengan sangat jelas menyatakan bahwa satu wilayah Nusantara harus melindungi 65 persen total wilayahnya.”

Alasan selanjutnya yang disampaikan Deputi Myrna yaitu Indonesia ingin melaksanakan pembangunan rendah karbon, antara lain dengan memiliki rencana aksi yang jelas dalam mitigasi dan penanggulangan perubahan iklim.

“Dan alasan terakhir lantaran sebagian besar wilayahnya sudah terdegradasi atau rusak.”

“Jadi, kita juga mempunyai tanggung jawab untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi.”

“Jadi menurut saya akan menjadikan data-data terkini terutama dalam hal pencapaian masa depan dan juga untuk menghadapi masa lalu dan juga permasalahan lingkungan yang ada.

Saya kira itu saja yang bisa saya bagikan sebagai pembuka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Kota Pastikan Aksi Iklim Sejalan dengan Target Nasional

Hutan Eukaliptis di IKN
Hutan Eukaliptis di titik nol Ibu Kota Nusantara yang nanti akan berubah menjadi hutan hujan tropis. Pertanyannya, apakah mungkin mengubah kawasan ini yang sudah berubah sejak tahun 1991. (foto: Abdul Jalil)

Sementara itu, dalam diskusi yang sama juga hadir Penasihat Senior Pendanaan Perubahan Iklim Ketahanan Kota dan Aksi Inklusif, Asma Jhina yang menyebut bahwa perkotaan adalah tempat yang kemungkinan besar akan merasakan dampak dari masalah iklim.

“Kami mendapatkan beberapa statistik dari sebuah perusahaan tentang emisi gas rumah kaca dan ambisi yang dimiliki kota-kota besar dunia,” kata Asma.

“Hal itulah yang menjadi fokus pekerjaan kami saat ini, namun kami juga tahu bahwa kota memerlukan semacam wadah untuk membicarakannya.”

Oleh sebab itu Asma Jhina menyebut bahwa sangatlah penting aksi iklim sub-nasional dimiliki seperti yang dimiliki oleh Nusantara.


Standar Hijau Diimplementasikan IKN Usai Dokumen RLDC Diluncurkan di COP28

Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Bambang Susantono menyebut Green Standart langsung diimplementasikan usai peluncuran dokumen RLDC (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Bambang Susantono menyebut Green Standart langsung diimplementasikan usai peluncuran dokumen RLDC (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menegaskan bahwa pihaknya akan mengimplementasikan unsur Green Standart setelah peluncuran dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy atau RLDC di COP28.

“Kita akan mengimplementasikan Green Standart kita. Lantaran kita punya standar bagaimana gedung-gedung di sana nantinya akan menjadi gedung-gedung yang hijau,” kata Bambang Susantono kepada awak media di Dubai Expo City, Minggu (3/12/2023).

“Kemudian infrastruktur kita menjadi infrastruktur yang hijau dan juga serangkaian lain dari konstruksi yang berhubungan.  Misalnya jalan, transportasi, energi, pertanian dan hal-hal yang mencakup pengembangan kawasan dan wilayah,” kata Bambang Susantono.

Setelah mengimplementasikan itu semua. Nantinya, OIKN akan terus melakukan analisi bagaimana dampak dari hal tersebut pada lingkungan.

“Semua itu akan dianalisis dan dihitung bagaimana dampaknya terhadap perubahan iklim dan bagaimana emisinya. Sehingga kita benar-benar bisa on the track,” kata Bambang Susantono.

“Jadi semuanya akan kita ikuti dan juga akan kita dokumentasikan.”

Lewat peluncuran dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy atau RLDC di COP28, Bambang Susantono semakin optimis bahwa IKN sebagai kota masa depan yang Green (hijau) yang smart (pintar) yang resilient (tangguh) dan inklusif.

“Kita inginkan, aksi-aksi tentang climate change (perubahan iklim) terintegrasikan ke dalam action plan kita ke depan.”

“Tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, pasti tidak akan sukses kalau hanya pemerintah. Harus semuanya. Bahu membahu gotong royong dari masyarakat, private sektor hingga  government (nasional sampai lokal)."


Bambang Susantono: Keterlibatan Banyak Pihak Sangat Penting

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengunjungi Paviliun Indonesia di Dubai Expo City (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengunjungi Paviliun Indonesia di Dubai Expo City (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Dalam kesempatan tersebut Bambang Susantono menyampaikan bahwa implementasi RLDC tidak akan berjalan jika tidak ada juga keterlibatan dari daerah-daerah di sekitar IKN.

“Jangan lupa kita juga punya kerja sama dengan daerah-daerah lain di sekitar kita. Nusantara tidak bisa berdiri sendiri.”

“Di kawasan regional kita ada kota Balikpapan, Samarinda, kabupaten PPU Penajem Paser Utara dan juga Kutai Kartanegara.”

Di kawasan IKN ke depannya akan ada 65 persen area yang dilindungi dan berupa hutan. Bambang Susantono menyebut hutan sekarang (monokultur) akan dihutankan kembali menjadi hutan tropis.

“Ini sangat penting dan sangat diapresiasi oleh komunitas internasional bahwa Indonesia akan mencoba membawa untuk yang semulanya deforestasi menjadi reforestasi.”

Infografis Konsep Future Smart Forest City di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Konsep Future Smart Forest City di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya