Liputan6.com, Warsawa - Rusia menggempur Ukraina pada Jumat 29 Desember 2023 dengan beragam jenis rudal dan drone, yang pada awalnya dilaporkan menewaskan 12 orang kemudian jumlahnya meninggal jadi 30.
Militer Ukraina mengatakan 158 rudal dan drone ditembakkan ke Ukraina dan 114 di antaranya hancur.
Baca Juga
Rusia menyerang Ukraina dengan 158 drone dan rudal..., menargetkan infrastruktur penting, industri dan fasilitas militer, kata militer Ukraina.
Advertisement
Salah satu rudal dilaporkan masuk wilayah udara Polandia, mengakibatkan pemanggilan Kuasa Usaha Rusia untuk meminta penjelasan mengenai rudal Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia dan penghentian atas aktivitas tersebut. Hal itu diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Polandia pada Jumat (29/12) malam.
Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Polandia, sebuah rudal Rusia memasuki wilayah udara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO pada Jumat (29/12) pagi. Sementara pihak berwenang Ukraina melaporkan serangan massal di berbagai kota di seluruh Ukraina dalam semalam.
"Pada Jumat pukul 07.12 waktu setempat, dari arah perbatasan dengan Ukraina, terjadi pelanggaran wilayah udara Polandia oleh sebuah objek yang meninggalkan wilayah Polandia setelah kurang dari tiga menit,” tulis Staf Umum Polandia di media sosial X mengutip VOA Indonesia, Minggu (31/12/2023).
"Kami mengidentifikasinya sebagai peluru kendali Rusia. Selama ini lintasan rudal dilacak oleh sistem radar, baik Polandia maupun sekutu. Sistem pertahanan udara dalam keadaan siaga."
Adapun kantor Berita RIA Novosti mengutip kuasa usaha Rusia di Warsawa Andrei Ordash, mengatakan Polandia sejauh ini tidak memberikan bukti pelanggaran perbatasan.
Rusia Klaim Tidak Ada Bukti Pelanggaran ke Polandia
Sebelumnya pada Jumat (29/12) pagi, jet tempur F-16, dua Polandia dan dua Amerika Serikat (AS), dikerahkan dari pangkalan di Polandia, serta sebuah kapal tanker udara sekutu, karena aktivitas pesawat jarak jauh Rusia, tulis Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia di X.
Menurut RIA Novosti, kuasa usaha Rusia di Warsawa Andrei Ordash berkata: "Saya diberikan sebuah catatan yang berisi klaim tidak berdasar bahwa diduga pada 29 Desember pagi, sebuah objek di udara melanggar wilayah udara Polandia, yang oleh para ahli Polandia diidentifikasi sebagai peluru kendali Rusia."
“Tidak ada bukti yang diberikan. Permintaan saya untuk memberikan bukti terdokumentasi tentang apa yang ada dalam catatan itu ditolak," tulisnya.
Polandia akan bereaksi cepat jika kejadian seperti itu terulang kembali, kata Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Wladyslaw Teofil Bartoszewski seperti dikutip oleh kantor berita PAP.
"Saya mengatakan kepada kuasa usaha dengan jelas bahwa pengulangan upaya seperti itu akan mendapat reaksi yang lebih keras dari Republik Polandia, karena ini menguji efektivitas dan pendekatan kami terhadap pertahanan," kata Bartoszewski menurut PAP.
"Jika (sebuah rudal) terbang lebih jauh ke wilayah Polandia, rudal tersebut akan ditembak jatuh," kata Bartoszewski juga seperti dikutip oleh PAP.
Advertisement
Picu Kekhawatiran Polandia
Adapun pada November 2022, sebuah rudal yang menyasar Ukraina menghantam Desa Przewodow di Polandia selatan. Insiden tersebut menewaskan dua orang dan menimbulkan kekhawatiran pada saat perang di Ukraina meluas ke perbatasan.
Pada April, sebuah benda militer ditemukan di hutan dekat Desa Zamosc dekat kota utara Bydgoszcz. Belakangan dilaporkan bahwa itu adalah rudal Rusia.
Sebelumnya pada Jumat (29/12), stasiun televisi swasta TV Republika melaporkan bahwa pencarian objek tersebut terjadi di dekat kota Hrubieszow di Polandia selatan.
Jenderal Maciej Klisz, komandan operasional angkatan bersenjata Polandia mengatakan rudal tersebut telah terbang sejauh 40 kilometer ke Polandia dan tidak ada tindakan yang diambil terhadapnya.
Sejauh ini dilaporkan bahwa Perdana Menteri Donald Tusk bertemu dengan para kepala militer dan dinas keamanan sekitar Jumat (29/12) tengah hari waktu setempat untuk membahas insiden tersebut.
Pemboman Rudal Terbesar Rusia di Ukraina
Setidaknya 30 orang tewas dalam apa yang menurut Ukraina merupakan pemboman rudal terbesar yang dilakukan Rusia sejauh ini. Demikian mengutip laporan BBC, Sabtu (30/12/2023).
Lebih dari 160 orang terluka ketika Rusia menyerang Kyiv, Odesa, Dnipropetrovsk, Kharkiv dan Lviv pada Jumat 20 Desember 2023 dini hari.
Rusia "menggunakan hampir semua jenis senjata di gudang senjatanya", dengan rumah-rumah dan rumah sakit bersalin menjadi sasaran serangan, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya belum pernah melihat begitu banyak rudal yang diluncurkan secara bersamaan.
Pertahanan udara Kyiv telah meningkat secara drastis dalam beberapa bulan terakhir, namun pada hari Jumat mereka kewalahan.
Seorang juru bicara Angkatan Udara mengatakan Rusia menggunakan rudal hipersonik, jelajah dan balistik, termasuk jenis X-22, yang sulit dicegat. "Kami belum pernah melihat begitu banyak target yang dicapai secara bersamaan," tambahnya.
Angkatan udara Ukraina mengatakan 114 dari 158 rudal dan drone telah ditembak jatuh.
Asap hitam mengepul dari berbagai lokasi ledakan. Juru bicara Angkatan Udara Ukraina mengatakan orang-orang menuju ke salah satu gudang sepanjang 200 meter di Distrik Podilskyy Kyiv, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan konstruksi. Bangunan itu telah sepenuhnya terlubangi akibat dampaknya.
Ini adalah tingkat kehancuran yang hanya disebabkan oleh serangan rudal langsung. Selama berbulan-bulan, sebagian besar puing-puing yang berjatuhan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang selalu dikhawatirkan oleh warga Ukraina. Ancaman yang lebih besar kini telah kembali.
Advertisement