Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham DAAZ di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham DAAZ tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11/2024).
Baca Juga
Melansir data RTI, saham DAAZ konsisten berada di zon hijau sejak listing pada 11 November 2024. Pada perdagangan hari ini, Senin 18 November 2024, DAAZ naik 16,48 persen ke posisi 3.110 saat berita ditulis. Dengan posisi tersebut, saham DAAZ saat ini telah naik 253.41 persen dari harga IPO Rp 880 per saham.
Advertisement
Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham DAAZ, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Daaz Bara Lestari Resmi IPO, Saham Melesat 25%
Sebelumnya, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 11 November 2024 dan menjadi emiten ke-37 yang listing sepanjang 2024.
DAAZ melakukan IPO dengan menawarkan sebanyak 300.000.000 saham dengan harga perdana saham Rp 880 per saham, setara dengan 15,02 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Melalui aksi IPO ini, perseroan diharapkan bisa meraih dana segar Rp 264 miliar. Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham terkait, akan dipergunakan perusahaan untuk pembelian bijih nikel.
Pembagian pembelian bijih nikel dari PT Nusajaya Persadatama Mandiri adalah sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen bersumber dari PT Tiran Indonesia.
Dana IPO juga akan digunakan perusahaan untuk modal kerja yang akan digunakan antara lain untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik. Selain itu, dana akan digunakan untuk pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE).
Advertisement
Era Baru
Direktur Utama Daa Bara Lestari, Mahar Atanta Sembiring mengatakan IPO ini juga merupakan era baru perjalanan usaha perusahaan untuk bersama-sama dengan investor dan para pemangku kepentingan lain.
“Kita membangun suatu visi yaitu menyediakan solusi yang terintegrasi untuk sektor pertambangan dan pengolahan mineral yang handal dan memberi nilai tambah untuk ekonomi Indonesia,” kata Mahar dalam acara seremoni pencatatan saham perdana DAAZ.
Mahar menambahkan, dengan menjadi perusahaan tercatat, Perseroan dapat meningkatkan fungsi Good Corporate Governance sehingga semakin bertanggung jawab dan transparan dalam mengelola perusahaan.
“Ini sejalan dengan keinginan kami untuk menjadi lebih profesional dan lebih terakselerasi lagi,” pungkasnya.
Melansir data RTI, saham Daaz Bara Lestari mencatatkan harga Rp 1.100 per lembar saham atau naik sekitar 25 persen di pembukaan sesi pertama hari ini dengan volume perdagangan 1,36 juta saham.