Liputan6.com, Jakarta - Para pejabat Gedung Putih, pada Senin (8/1), bertemu dengan para pemimpin dari sektor teknologi dan industri pertahanan untuk membahas cara memberikan peralatan AS yang mutakhir kepada Ukraina seperti sistem udara tak berawak atau peralatan ranjau dan mendukung upaya Ukraina untuk mempertahankan diri dari Rusia, menurut para pembantu Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengadakan pertemuan selama lima jam antara pakar industri dan pejabat pemerintah mengenai kemampuan teknologi baru yang akan memungkinkan Ukraina mendeteksi dan melawan sistem udara tak berawak Rusia dan melakukan ranjau di wilayah yang luas di Ukraina.
Baca Juga
Hal itu dilakukan karena paket dana tambahan lebih dari US$100 miliar dari Presiden Joe Biden yang mencakup dukungan untuk Ukraina, mendekam di Kongres, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (10/1/2024).
Advertisement
Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada hari Senin, mendesak negara-negara Uni Eropa untuk menawarkan lebih banyak bantuan militer dan keuangan ke Ukraina. Dia mengecam negara-negara anggota UE karena tidak mengirimkan senjata yang cukup ke Kyiv dan meminta mereka untuk berbuat lebih banyak.
Meskipun Jerman tertinggal dalam dukungannya terhadap Ukraina pada awal perang, Jerman kini menjadi salah satu penyedia senjata dan bantuan keuangan terbesar. Akhir tahun lalu, negara tersebut setuju untuk menggandakan bantuan militernya untuk Ukraina pada tahun 2024 menjadi US$8,8 miliar.
“Sebesar apa pun kontribusi Jerman, hal itu tidak akan cukup untuk menjamin keamanan Ukraina dalam jangka panjang,” kata Scholz pada konferensi pers di Berlin.
Rusia Jatuhkan 10 Sasaran di Udara
Unit pertahanan udara Rusia menjatuhkan 10 sasaran di udara yang mendekati Kota Belgorod dekat perbatasan Ukraina pada hari Senin. Tiga warga terluka dalam penembakan itu, kata Gubernur daerah Vyacheslav Gladkov.
Belgorod menjadi sasaran serangan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Serangan rudal dan drone akhir bulan lalu menewaskan 25 warga sipil, termasuk lima anak-anak.
Sebelumnya, Rusia melanjutkan strategi pengeboman musim dinginnya, menghantam beberapa wilayah di Ukraina pada hari Senin menggunakan rudal hipersonik dan jelajah terbesarnya dan menewaskan sedikitnya empat orang serta melukai 30 lainnya.
Advertisement
Pakai Rudal Jarak Jauh
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menggunakan rudal jarak jauh yang diluncurkan dari laut dan udara, termasuk rudal hipersonik Kinzhal, untuk menyerang apa yang disebutnya “fasilitas kompleks industri militer Ukraina.”
Para pejabat dan analis Barat telah memperingatkan bahwa Rusia menimbun rudal jelajahnya untuk menargetkan industri pertahanan Ukraina pada musim dingin ini, dibandingkan dengan infrastruktur negara tersebut pada musim dingin lalu. Namun sejauh ini, serangan Rusia kerap kali menghantam wilayah sipil.
Angkatan udara Ukraina mengatakan pertahanan udara negara itu menembak jatuh 18 rudal jelajah dan delapan drone Shahed yang diluncurkan oleh Rusia