Trump Kunjungi Gedung Putih Pastikan Transisi Mulus, Biden: Selamat Datang Kembali

Ini merupakan kunjungan perdana Trump ke Washington DC sejak dia memenangkan Pilpres AS 2024.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Nov 2024, 08:02 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2024, 08:02 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Donald Trump bertemu di Gedung Putih pada Rabu (13/11/2024), sebuah tradisi untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan mulus pasca pemilu presiden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Donald Trump bertemu di Gedung Putih pada Rabu (13/11/2024), sebuah tradisi untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan mulus pasca pemilu presiden. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump (78) mengunjungi kantor sekaligus kediaman lamanya, Gedung Putih, di Washington DC pada Rabu (13/11/2024). 

Joe Biden (81) mengundang penggantinya itu sebagai sebuah langkah seremonial, yang ditujukan untuk menandakan keinginan agar terjadi peralihan kekuasaan secara lancar dan damai.

Dalam sesi foto di awal pertemuan yang berlangsung hamper dua jam, keduanya berjabat tangan dan Biden memberi selamat kepada Trump serta mengatakan dia berharap proses transisi berjalan lancar.

"Kami berharap bisa memiliki, seperti yang kami katakan, transisi yang lancar. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan Anda mendapatkan akomodasi yang Anda butuhkan. Dan kita akan punya kesempatan untuk membicarakan beberapa hal itu hari ini. Selamat datang. Selamat datang kembali," ungkap Biden, seperti dikutip The Guardian, Kamis (14/11).

 

Trump membalasnya dengan mengatakan, "Terima kasih banyak. Politik itu sulit dan dalam banyak kasus, sangat tidak menyenangkan, tetapi hari ini politik sedang bagus. Saya sangat menghargai transisi yang begitu mulus ini ... Saya sangat menghargainya, Joe."

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menuturkan bahwa Biden dan Trump melakukan diskusi pribadi yang substantif dengan kepala staf Gedung Putih Jeff Zients dan Susie Wiles, yang akan menduduki jabatan tersebut saat Trump menjabat pada bulan Januari.

Biden mengatakan Trump ramah dan datang dengan serangkaian pertanyaan terperinci, kata Jean-Pierre, menolak untuk menjelaskan secara rinci apa saja yang ada dalam daftar itu.

"Para pemimpin membahas undang-undang pendanaan pemerintah yang perlu disahkan oleh Kongres sebelum 21 Desember, dan pendanaan bantuan bencana setelah badai musim gugur ini," kata Jean-Pierre seperti dikutip dari NPR.

"Lamanya pertemuan menunjukkan bahwa mereka telah melakukan percakapan mendalam tentang berbagai masalah."

Jean-Pierre menambahkan, "Ini bukan tentang Presiden Biden atau Presiden terpilih Trump. Ini tentang rakyat Amerika Serikat dan apa yang benar bagi rakyat Amerika Serikat."

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengisahkan bahwa Biden menyampaikan kepada Trump demi kepentingan keamanan nasional AS, AS harus terus mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Trump dan banyak pembantunya telah menyatakan skeptis tentang bantuan AS untuk Ukraina.

Ibu Negara Jill Biden turut menyambut kedatangan Trump, kata Gedung Putih, memberinya surat tulisan tangan untuk Melania Trump, yang absen dalam kunjungan Trump.

Pertemuan terakhir antara Biden dan Trump, secara efektif mengakhiri karier politik Biden. Dalam debat pertama Pilpres AS 2024 di Atlanta, Georgia, pada Juni, Biden tampil buruk dan berakhir dengan perdebatan kecil dengan Trump mengenai siapa yang memiliki ayunan golf yang lebih baik. Hal itu memicu serangkaian peristiwa yang membuat Biden mundur dan mendukung Kamala Harris sebagai calon presiden Partai Demokrat.

Trump sendiri seringkali menggambarkan Biden dengan berbagai sebutan negatif, termasuk "manusia ber-IQ rendah", "cacat mental", dan "presiden terburuk dalam sejarah AS", namun pada hari Rabu mereka dinilai berhasil melakukan pertemuan dengan tenang dan sopan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya