Liputan6.com, Rafah - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan seorang anggota staf tewas dan 22 lainnya terluka ketika pasukan Israel menyerang pusat distribusi makanan di Rafah, di Jalur Gaza selatan.
BBC yang dikutip Kamis (14/3/2024) menyebut Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan serangan terhadap fasilitas UNRWA "menjadi hal yang lumrah karena secara terang-terangan mengabaikan hukum kemanusiaan internasional".
Baca Juga
Serangan hari Rabu (14/3) dilaporkan terjadi di sisi timur pusat distribusi makanan UNRWA, yang berada di bagian timur Rafah.
Advertisement
Juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan kepada BBC bahwa 60 orang diyakini bekerja di fasilitas tersebut, yang juga berfungsi sebagai gudang makanan dan persediaan penting lainnya. “Kami tahu bahwa pasukan Israel-lah yang bertanggung jawab. Tim kami berada di lokasi dan mereka melaporkan kembali korban jiwa,” katanya.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan serangan udara Israel menewaskan lima orang.
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh seorang komandan Hamas dalam "serangan yang tepat". Mereka mengidentifikasi dia sebagai Mohammed Abu Hasna dan menuduh bahwa dia adalah seorang "operasi pendukung tempur" di sayap militer Hamas di wilayah Rafah.
Seorang pria dengan nama itu ada dalam daftar lima kematian yang diberikan oleh pejabat kesehatan.
Rafah dipenuhi dengan sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mencari perlindungan dari serangan darat Israel di tempat lain di Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB telah memperingatkan bahwa ancaman serangan Israel terhadap kota tersebut dapat “menjerumuskan masyarakat Gaza ke dalam lingkaran neraka yang lebih dalam”.
Perang di Gaza dimulai ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023 lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.
Lebih dari 31.200 orang telah terbunuh di Gaza dalam kampanye militer yang dilancarkan Israel sebagai tanggapannya, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Seharusnya Tempat Aman, tapi...
Gambar setelah kejadian menunjukkan genangan darah di halaman luar gudang bercat biru-putih, dan genangan lain tepat di dalam pintu gedung, di samping kotak bantuan.
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dan empat pria berusia antara 27 dan 50 tahun, salah satunya bernama Mohamed Abu Hasna, dilaporkan tewas.
Orang-orang juga difilmkan di rumah sakit setempat di samping mayat lima orang, salah satunya adalah seorang pria yang mengenakan tabard PBB berwarna biru.
“Itu adalah pusat UNRWA, diharapkan aman,” kata anggota staf UNRWA Sami Abu Salim kepada kantor berita AFP saat dia mengamati kerusakan yang terjadi.
“Beberapa orang datang untuk bekerja untuk mendistribusikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan makanan selama bulan suci Ramadhan. Tiba-tiba, mereka terkena dua rudal.”
Advertisement
Pernyataan Israel Soal Pembunuhan Pemimpin Hamas Mohammed Abu Hasna
Pada Rabu (13/3) malam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pesawatnya "secara tepat menargetkan dan melenyapkan seorang teroris di Unit Operasi Hamas di wilayah Rafah, Mohammed Abu Hasna", tanpa menyebutkan fasilitas UNRWA.
"Dia juga terlibat dalam mengambil kendali bantuan kemanusiaan dan mendistribusikannya kepada teroris Hamas,” tambah pernyataan IDF.
"Selanjutnya, [Abu] Hasna mengoordinasikan kegiatan berbagai unit Hamas, serta berkomunikasi dan mengaktifkan operasi lapangan Hamas. [Abu] Hasna juga bertanggung jawab atas ruang operasi intelijen yang memberikan informasi mengenai posisi IDF untuk digunakan di Hamas serangan."
Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan: "Serangan hari ini terhadap salah satu dari sedikit pusat distribusi UNRWA yang tersisa di Jalur Gaza terjadi ketika persediaan makanan semakin menipis, kelaparan meluas dan, di beberapa daerah, berubah menjadi kelaparan."
“Setiap hari, kami membagikan koordinat semua fasilitas kami di Jalur Gaza dengan pihak-pihak yang berkonflik. Tentara Israel menerima koordinat termasuk fasilitas ini kemarin," kata Lazzarini.
165 dari 13.000 Karyawan UNRWA di Gaza Tewas
UNRWA mengatakan setidaknya 165 dari 13.000 karyawannya di Gaza tewas. Sementara lebih dari 150 fasilitasnya terkena dampak sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 lalu.
Lebih dari 400 orang juga terbunuh saat mencari perlindungan di bawah bendera PBB, menurut badan tersebut.
Israel menuduh UNRWA mendukung Hamas, yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Badan tersebut membantah hal ini, namun pada bulan Januari mereka memecat sembilan dari 12 karyawan yang dituduh dalam dokumen Israel berperan dalam serangan 7 Oktober.
Sejauh ini pihak PBB belum mempublikasikan hasil penyelidikan internal yang diluncurkan ketika AS dan donor lainnya menghentikan pendanaan sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut.
Advertisement