Liputan6.com, Yerusalem - Ratusan pemukim Israel pada hari Selasa (14/5/2024) menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa dan melakukan tindakan provokatif terhadap warga Palestina.
Dewan Wakaf, Urusan Islam dan Tempat Suci di Al-Quds (Yerusalem) mengonfirmasi para pemukim mengibarkan bendera Israel atau Bintang Daud di dalam area tempat situs tersuci ketiga umat Islam itu berada, melakukan doa-doa Talmud, dan bernyanyi dengan keras. Demikian seperti dilansir dari The New Arab.
Tindakan para pemukim ekstremis dikutuk keras oleh Dewan Wakaf yang dikelola Yordania, yang bertanggung jawab mengelola situs suci tersebut.
Advertisement
Dewan Wakaf menyatakan bahwa penyerbuan tersebut dilakukan di tengah kehadiran polisi yang kuat di masjid dan sekitarnya.
"Selama beberapa hari terakhir, Dewan Wakaf telah memantau besarnya kerumunan dan hasutan media oleh kelompok ekstremis terhadap Masjid Al-Aqsa, melalui seruan dan ancaman mereka untuk menargetkan masjid melalui penggerebekan pada 'Hari Kemerdekaan' negara pendudukan (Israel)," ungkap badan tersebut.
"Pelanggaran memalukan ini menambah panjang pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Masjid Al-Aqsa yang diberkahi."
Dewan Wakaf mendesak dunia Arab dan Islam memikul tanggung jawab mereka terhadap salah satu masjid paling penting bagi umat Islam tersebut dan menekan pemerintah Israel untuk menghentikan pelanggaran terhadap tempat suci itu, di mana hanya umat Islam yang diizinkan masuk.
Menurut data Dewan Wakaf, setidaknya 526 pemukim Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa.
Di antara kelompok yang menyerukan serangan provokatif tersebut adalah organisasi sayap kanan dan supremasi Yahudi, Lehava, yang anggotanya telah diberi sanksi dan dilarang mengakses media sosial karena menghasut kekerasan.
Pekan lalu, Lehava menghasut penyerbuan Al-Aqsa dengan menggantungkan spanduk besar di sebuah bangunan yang menghadap ke jalan utama di Yerusalem Barat yang bertuliskan: "Pada Hari Kemerdekaan, kami akan mengibarkan bendera di masjid."
Organisasi lain, Women for the Settlement Temple, juga meluncurkan seruan serupa untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Israel mengakui Hari Kemerdekaannya setiap 14 Mei. Pendirian Israel pada tahun 1948 ditandai dengan pembersihan etnis ratusan ribu warga Palestina dari rumah-rumah mereka, peristiwa yang dikenang sebagai Nakba (Bencana).
Sering Terjadi
Analis politik Rasem Obaidat mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa kelompok Lehava pada akhirnya berupaya untuk mengalihkan kendali Masjid Al-Aqsa dari muslim ke Yahudi, seperti yang dinyatakan dalam narasi organisasi pemukiman ekstremis tersebut.
Pemukim ekstremis Israel sering menyerbu situs suci umat Islam dalam upaya untuk memprovokasi jamaah muslim Palestina di tengah pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang telah berlangsung sejak tahun 1967.
Bulan lalu, lebih dari 600 pemukim menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa selama Hari Paskah Yahudi.
Hamas menyebut seringnya penyerbuan terhadap tempat suci tersebut sebagai salah satu alasan utama serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang di Jalur Gaza saat ini dan telah menewaskan setidaknya 35.173 warga Palestina.
Advertisement