Liputan6.com, Tel Aviv - Kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi beserta seluruh rombongannya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, pada Minggu (19/5/2024) mau tidak mau menimbulkan berbagai prasangka terhadap Israel. Kedua negara tengah terlibat eskalasi konflik terkait perang di Jalur Gaza.
Tuduhan Israel mendalangi kecelakaan helikopter Raisi salah satunya diutarakan oleh mantan anggota Parlemen Eropa Nick Griffin. Melalui unggahannya di platform X alias Twitter pada Senin (20/5), Griffin mengatakan, "Raisi dan rekannya dari Azerbaijan baru meresmikan bendungan pembangkit listrik tenaga air Qiz Qalasi di perbatasan kedua negara, sebuah megaproyek yang dipuji sebagai simbol kerja sama jangka panjang dan persahabatan kedua negara meski terdapat perbedaan politik dalam beberapa tahun terakhir."
Advertisement
Baca Juga
"Meningkatkan hubungan antara kedua negara syiah dapat membantu mengurangi ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia. Israel mendapat keuntungan besar dengan menjual drone dan senjata lain yang digunakan untuk menghancurkan pejuang Armenia di Nagorno-Karabakh. Iran dengan tegas mendukung Armenia."
Advertisement
"Penganut Talmud memiliki kebencian khusus terhadap Armenia - negara Kristen tertua di dunia - yang mereka anggap sebagai personifikasi Amalek. (Ini mendasari dorongan Donmeh/Zionis/Bolshevik untuk Genosida Armenia tahun 1915 yang saya unggah kemarin).
Griffin menambahkan, "Dengan demikian, menjaga agar pertempuran tetap berjalan adalah kombinasi keuntungan bagi industri senjata besar Israel dan kebencian kuno. Jadi, ada alasan di luar ketegangan Gaza/Hizbullah/Iran/Israel yang menyebabkan Mossad terlibat. Itu tidak mengejutkan......"
Dalam profilnya di X, Griffin menggambarkan dirinya sebagai seorang Kristen tradisionalis dan nasionalis. Dia menggarisbawahi dukungannya pada dunia yang bebas dari kontrol zionis.
Tuduhan serupa terhadap Israel dilayangkah oleh pemilik akun X Furkan Gozukara.
"Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter. Saya curiga ini adalah pembunuhan. Kita akan lihat apakah Iran akan menyelidikinya secara menyeluruh. Saya menduga Israel berada di balik hal ini," tulisnya.
Iran mengonfirmasi kematian Raisi dan rombongannya pada Senin setelah petugas pencarian dan penyelamatan menemukan lokasi kecelakaan helikopter di hutan lebat Dizmar di Provinsi Azerbaijan Timur usai operasi selama 18 jam, yang terhambat oleh kabut tebal, hujan, dan medan terjal.
Israel Bantah Terlibat
Tuduhan tersebut direspons oleh seorang pejabat Israel pada Senin. Dia menegaskan Israel tidak terlibat atas kematian Presiden Raisi dan rombongannya.
"Kami tidak melakukannya," kata pejabat tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya, kepada Reuters seperti dilansir The Jerusalem Post.
Mengutip kantor berita Iran, IRNA, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri telah menugaskan delegasi tingkat tinggi untuk menyelidiki kasus kecelakaan helikopter.
Rombongan yang dipimpin Brigadir Ali Abdollahi sudah diberangkatkan ke lokasi kejadian dan penyelidikan sudah dimulai. Hasil investigasi akan diumumkan kemudian setelah misi selesai.
Advertisement
Iran dan Israel Saling Serang
Tensi tinggi mewarnai konflik Iran dan Israel. Pada 1 April, Israel melancarkan serangan terhadap Gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Serangan tersebut menewaskan Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang memimpin pasukan elite Quds di Lebanon dan Suriah hingga tahun 2016 dan wakil Zahedi, Jenderal Mohammad Hadi Hajriahimi, serta lima petugas lainnya.
Iran pun menjanjikan balasan, yang kemudian diwujudkannya pada 13 April dengan meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone peledak. Israel mengaku bahwa 99 persen di antaranya berhasil dicegat dengan bantuan sekutu.
Serangan tersebut menandakan peningkatan penargetan Israel terhadap militer Iran, yang mendukung kelompok militan yang memerangi Israel di Jalur Gaza dan di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon.