Liputan6.com, Singapura - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin bertemu dengan Menhan China Dong Jun, pada Jumat (31/5/2024) di Singapura dan menyatakan keprihatinannya mengenai aktivitas provokatif terkini oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok di sekitar Selat Taiwan.
Selama pertemuan mereka di sela-sela Shangri-La Dialogue, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan kembali bahwa Tiongkok tidak boleh menggunakan transisi politik Taiwan sebagai dalih untuk tindakan koersif.
Baca Juga
Shangri-La Dialoguemerupakan wadah bagi pejabat pemerintah, pemimpin bisnis, dan pakar keamanan untuk membahas berbagai masalah keamanan regional yang mendesak.
Advertisement
Menteri pertahanan AS menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen pada kebijakan satu Tiongkok yang telah lama berlaku, yang dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan, Tiga Komunike Bersama AS-Tiongkok, dan Enam Jaminan.
Ia juga menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dikutipn dari The Print, Minggu (2/6).
“Menhan AS menegaskan bahwa Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman dan bertanggung jawab di mana pun hukum internasional mengizinkannya,” tambah siaran pers tersebut.
Ia menggarisbawahi pentingnya penghormatan terhadap kebebasan navigasi di laut lepas yang dijamin oleh hukum internasional, khususnya di Laut China Selatan.
Ia juga membahas perang Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina dan peran China dalam mendukung basis industri pertahanan Rusia.
Setelah ini, ia juga membahas hubungan pertahanan AS-China, serta masalah keamanan regional dan global.
Komunikasi AS-China
Menhan Austin menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi militer-ke-militer yang terbuka antara Amerika Serikat dan China.
Menhan Austin menegaskan kembali pengumuman oleh Presiden Biden dan Presiden China Xi Jinping pada November 2023 bahwa kedua belah pihak akan melanjutkan percakapan telepon antara komandan teater dalam beberapa bulan mendatang.
Menhan Austin juga menyatakan keprihatinan tentang provokasi baru-baru ini dari Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), termasuk kontribusi langsungnya terhadap serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Advertisement