Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam

Hal itu menjadi pertanda terbaru meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei.

oleh Tim Global diperbarui 07 Jul 2024, 08:08 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2024, 08:08 WIB
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi Taiwan dan China. (unsplash)

Liputan6.com, Taipei - Ketegangan antara China dan Taiwan kembali terdeteksi. Laporan VOA Indonesia yang dikutip Minggu (7/7/2024) menyebut Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Jumat (5/7) bahwa lusinan pesawat China telah terdeteksi di sekitar pulau itu dalam kurun waktu 24 jam.

Hal itu menjadi pertanda terbaru meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 36 pesawat militer China dan enam kapal beroperasi di sekitar Taiwan sebelum pukul 06.00 waktu setempat. Dalam pernyataan selanjutnya, kementerian mengatakan pihaknya mendeteksi tambahan 26 pesawat militer China.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya telah “memantau situasi dan mengambil tindakan yang sesuai.”

Adapun dalam konferensi pers pada 27 Juni, Kolonel Senior Wu Qian, Direktur Jenderal Kantor Informasi Kementerian Pertahanan Nasional China, ditanya tentang "banyak latihan" yang dilakukan di perairan sekitar Taiwan. Transkrip konferensi pers berbahasa Inggris dirilis oleh kementerian pada Kamis (4/7).

“Saya menyarankan otoritas DPP [Democratic Progressive Party/Partai Progresif Demokratik] untuk membiasakan diri mengepung aktivitas yang dilakukan oleh PLA [Tentara Pembebasan Rakyat]. Saya perlu menekankan bahwa tindakan dan operasi PLA yang relevan ditargetkan pada aktivitas separatis yang diadakan pada masa kemerdekaan Taiwan. Pasukan separatis, mereka sama sekali tidak ditargetkan pada rekan-rekan kami di Taiwan," kata Wu.

 

 


Kapal Nelayan Taiwan Ditahan, Kisruh Terbaru dengan China

Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Provokasi terbaru China di dekat Taiwan terjadi hanya beberapa hari setelah awak kapal nelayan Taiwan ditahan oleh penjaga pantai China ketika kapal mereka beroperasi di dekat sebuah pulau yang dikuasai Taiwan.

Insiden pada Selasa (2/7) malam tersebut merupakan konflik maritim terbaru antara Taiwan dan China pada tahun 2024 ini.

“China biasanya menutup mata terhadap kapal penangkap ikan Taiwan” yang beroperasi di sekitar perairannya, kata Chung Chieh, peneliti di Divisi Keamanan Nasional di Taipei. Namun “perlakuan khusus” itu adalah sesuatu yang “tidak bisa dinikmati lagi oleh para nelayan Taiwan,” katanya kepada VOA Mandarin.

China kini menggunakan "hukum dalam negerinya” ketika ingin menghukum awak kapal Taiwan yang “ditemukan beroperasi di wilayah perairan China,” menurut Chieh.

"China ingin menetapkan fakta bahwa mereka dapat menegakkan hukum di kalangan nelayan dan kapal Taiwan,” katanya. “Insiden seperti itu akan membantu mengkonsolidasikan upaya mereka untuk menggunakan undang-undang sebagai senjata perang di Selat Taiwan.”

 


Pemerintahan Mandiri Taiwan

Jelang Imlek, Taiwan Gelar Latihan Militer Antisipasi Gangguan China
Ilustrasi Taiwan. (AP Photo/Daniel Ceng)

Taiwan sejatinya sudah mempunyai pemerintahan sendiri sejak berakhirnya perang saudara di China pada 1949, ketika pasukan Nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek diusir dari daratan oleh Partai Komunis pimpinan Mao Zedong.

Namun Beijing menganggap pulau berpenduduk 23 juta jiwa dan pulau-pulau sekitarnya sebagai wilayah China dan telah meningkatkan ancamannya untuk mencapai hal tersebut dengan kekuatan militer jika diperlukan.

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya