Liputan6.com, Beirut - Serangan udara Israel menghantam sebuah gedung apartemen di Lebanon utara pada hari Senin (14/10/2024). Menurut Palang Merah Lebanon, peristiwa itu menewaskan sedikitnya 21 orang.
Tidak ada komentar langsung dari militer Israel dan tidak jelas apa targetnya. Serangan itu menghantam sebuah gedung apartemen kecil di Desa Aito, yang merupakan bagian dari jantung Kristen negara itu di utara dan jauh dari wilayah pengaruh utama kelompok militan Hizbullah di selatan dan timur.
Baca Juga
Petugas penyelamat di Aito mencari melalui reruntuhan bangunan sementara ambulans bersiaga untuk menerima jenazah korban. Sejumlah bangunan dan mobil di dekatnya juga rusak dalam serangan itu.
Advertisement
Serangan itu terjadi sehari setelah serangan drone Hizbullah di sebuah pangkalan militer di Israel utara menewaskan empat tentara — semuanya berusia 19 tahun — dan melukai tujuh lainnya dengan parah, menandai serangan paling mematikan oleh kelompok militan itu sejak Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon hampir dua pekan lalu.
Pada hari Senin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi pangkalan militer dan tentara yang terluka dalam serangan itu. Seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (15/10), Netanyahu bersumpah, "Kami akan terus menyerang Hizbullah tanpa belas kasihan di setiap bagian Lebanon, termasuk di Beirut."
Enam puluh satu orang terluka dalam serangan hari Minggu.
Hizbullah telah menembakkan ribuan roket, rudal, dan drone ke Israel selama setahun terakhir, menewaskan lebih dari 60 orang, meskipun Israel mengatakan sebagian besar telah dicegat oleh sistem pertahanan udaranya atau mengenai daerah terbuka. Di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan negara itu, sekitar 2.300 orang telah tewas oleh serangan Israel sejak Oktober lalu. Lebih dari tiga perempat kematian terjadi pada bulan lalu.
Hizbullah, sekutu Hamas, telah bersumpah untuk terus menyerang Israel sampai ada gencatan senjata di Jalur Gaza. Israel mengatakan kampanyenya melawan Hizbullah ditujukan untuk menghentikan serangan tersebut sehingga warga Israel yang mengungsi dapat merasa aman untuk kembali ke rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon.