20 Januari 1958: Pertemuan Bersejarah Tim Ekspedisi Darat Antartika dari Inggris dan Selandia Baru di Kutub Selatan

Ini catatan sejarah dua tim ekspedisi dari Inggris dan Selandia Baru, bertemu di Kutub Selatan setelah perjalanan panjang melintasi Antartika.

oleh Alya Felicia Syahputri diperbarui 20 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 06:00 WIB
Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru mengendarai kereta luncur mobil "Muskeg", di pangkalan Shackleton pada bulan Januari 1958 (AFP/Arsip)
Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru mengendarai kereta luncur mobil "Muskeg", di pangkalan Shackleton pada bulan Januari 1958 (AFP/Arsip)... Selengkapnya

Liputan6.com, Antartika - Hari ini 67 tahun yang lalu atau pada 20 Januari 1958, menandai sejarah penting dalam dunia penjelajahan, terutama bagi ekspedisi ke Antartika yang dilakukan oleh Inggris dan Selandia Baru.

Tim ekspedisi yang mencoba menyeberangi Antartika melalui jalur darat untuk pertama kalinya akhirnya bertemu di Kutub Selatan. Tim Selandia Baru, yang dipimpin Sir Edmund Hillary, tiba lebih awal, sekitar 17 hari sebelum pertemuan ini.

Pada sore hari itu, Sir Edmund menyambut tim Inggris yang dipimpin Dr. Vivian "Bunny" Fuchs. Kedua tim merupakan bagian dari Ekspedisi Trans-Antartika Persemakmuran yang memulai perjalanan dari dua ujung benua berbeda pada November tahun sebelumnya.

Tim Selandia Baru memulai perjalanan dari Kamp Scott yang baru didirikan di dekat Laut Ross, sementara tim Inggris berangkat dari Kamp Shackleton di dekat Laut Weddell. Keduanya menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai Kutub Selatan. Dalam perjalanan, Sir Edmund dan timnya bertugas menyediakan pos makanan dan bahan bakar sebagai dukungan bagi tim Inggris.

Setelah pertemuan di Kutub Selatan, kedua tim berencana melanjutkan perjalanan ke Basis Scott untuk menuntaskan ekspedisi sejauh 2.158 mil (3.473 kilometer).

Tim Inggris sempat tertunda keberangkatannya dari Kamp Shackleton, membuat mereka terlambat hampir tiga minggu dari jadwal. Pada saat itu, mereka harus mempertimbangkan waktu terbaik untuk melanjutkan perjalanan karena kondisi cuaca yang semakin buruk.

Dr. Fuchs kemudian memastikan bahwa timnya akan terus maju. "Kami berharap perjalanan ini selesai sebelum musim dingin tiba. Jika tidak, itu risiko yang harus kami hadapi," katanya seperti dikutip dari BBC on This Day, Senin (20/1/2025).

Ketika ditanya tentang kemungkinan menunda perjalanan hingga musim semi, Dr. Fuchs merespons dengan lugas, "Apakah orang-orang yang menyarankan itu siap menanggung biayanya?" Ia memperkirakan timnya akan tiba di Kamp Scott pada awal Maret. Selain perjalanan, tim ekspedisi juga melakukan penelitian ilmiah, termasuk pengukuran seismik dan gravimetrik.

Dr. Vivian Fuchs dan timnya, bersama Sir Edmund Hillary, akhirnya berhasil menyelesaikan penyeberangan darat pertama di Antartika. Mereka tiba di Kamp Scott pada 2 Maret 1958, setelah perjalanan selama 99 hari sejauh lebih dari 2.000 mil.

Sebagai pengakuan atas pencapaiannya, Dr. Fuchs dianugerahi gelar bangsawan dan kembali ke Inggris sebagai Sir Vivian. Bersama Sir Edmund, ia menulis buku berjudul The Crossing of Antarctica yang mendokumentasikan perjalanan mereka. Sir Vivian juga menjabat sebagai direktur British Antarctic Survey hingga pensiun pada 1973. Ia meninggal pada November 1999 di usia 91 tahun.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya