Dahsyatnya Pergerakan Abu Gunung Kelud dari Luar Angkasa

Bukan Indonesia saja yang dibikin mumet gara-gara selimut abu Gunung Kelud. Tapi juga Australia.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 14 Feb 2014, 18:08 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2014, 18:08 WIB
asap-kelud-luarangkasa140214b.jpg
Kelud meletus. Gunung di Jawa Timur itu menyemburkan jutaan meter kubik material vulkanik, setinggi 17 kilometer.

Hujan kerikil menjatuhi kaki gunung di Kediri. Abu yang dihembuskannya nyaris menyelimuti keseluruhan Pulau Jawa. Dampaknya luar biasa: jalan raya berisiko untuk dilalui saking licinnya, jadwal kereta api terlambat, 7 bandara ditutup -- ratusan penerbangan ditunda atau dibatalkan, ribuan penumpang terlantar. Bukan Indonesia saja yang dibikin mumet. Tapi juga Australia.

Semua penerbangan maskapai Virgin Australia ke Bali, Phuket, Pulau Christmas, dan Kepulauan Cocos dibatalkan. Seperti dimuat The Australian, Jumat (14/2/2014), pesawat yang telanjur lepas landas, diperintahkan balik arah, kembali di tengah penerbangan.

Penerbangan maskapai Qantas, QF41 Sydney-Jakarta dan QF42 rute Jakarta-Sydney ditunda sampai besok. Sementara jalur penerbangan dari Australia ke Singapura dialihkan. Demikian ujar juru bicara Qantas.

Sementara, juru bicara Jetstar mengatakan, layanan Jetstar Asia antara Perth dan Singapura sedikit terpengaruh abu Kelud. Sementara rute lainnya tetap seperti biasanya.

Emile Jansons, manajer Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Darwin mengatakan, "Abu berlevel tinggi telah memasuki stratosfer, dan mungkin bisa bertahan di atmosfer selama beberapa hari," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya akan menyediakan data terbaru terkait asap dan abu Kelud kepada pihak maskapai.

Sampai kapan abu Kelud akan mengganggu penerbangan? "Kami belum bisa memastikan berapa lama dampak erupsi akan terus berlanjut."

Situs Wired.com, menggunakan data satelit Badan Meteorologi Jepang atau Japan Meteorological Agency menangkap perkembangan kepulan abu dan asap Kelud pada 14 Februari 2014.




Risiko Bahaya

Abu vulkanik yang mencapai ketinggian penerbangan sangat membahayakan pesawat. Bisa mengganggu bekerjanya mesin pesawat. Dalam 30 tahun belakangan tercatat terjadi lebih dari 60 kasus kerusakan mesin pesawat akibat abu vulkanik.

Kasus kerusakan mesin pesawat di Indonesia pernah terjadi saat peristiwa letusan Gunung Galunggung beberapa tahun lalu. Ketika itu pesawat maskapai penerbangan British Airways terpaksa mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sedang di luar negeri, ada kasus pesawat rusak akibat dampak meletusnya Gunung Pinatubo di Filipina.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, abu vulkanik bisa mengganggu kinerja mesin, yang bisa berujung pada gagal mesin. "Mengurangi efisiensi pencampuran bahan bakar dan membatasi udara yang melewati mesin," demikian Liputan6.com kutip dari situs USGS.

Abu juga mengikis bagian-bagian mesin, termasuk kompresor dan pisau turbin, yang mengurangi efisiensi mesin yang bergerak.

Tak hanya itu, abu juga merusak eksterior pesawat. Sebab, sifatnya abrasif. "Setiap permukaan pesawat yang menghadap ke depan kemungkinan akan rusak, termasuk kokpit dan jendela kabin depan," kata USGS.

Jendela kokpit yang terkelupas bisa membuat pilot kesulitan melihat landasan pacu untuk mendaratkan pesawat. Akibatnya bisa fatal.

USGS juga mengatakan, abu vukanik juga berpotensi merusak interior pesawat. "Abu bisa menyumbat filter udara dan menyebar ke seluruh kabin."

Akibatnya, abu bisa mengotori dan merusak perlengkapan kabin: karpet, sarung jok, dan bantal. Juga dapat merusak sistem elektronik pesawat, termasuk pembangkit listrik dan instrumen navigasi. Yang lebih parah, membuat semua penumpang sesak napas. (Ein/Yus)

Baca juga:

Letusan Kelud: Bahaya yang Mengintai dari `Ring of Fire`
Efek Kelud Sampai Australia, Pesawat Dipaksa Balik Arah
`Indra Keenam` Hewan Membaca Pertanda Bencana Gunung Kelud







Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya