Satu Lagi Warga AS yang Diduga Kena Virus Korona

Satu lagi warga Amerika Serikat yang diduga tertular virus MERS-CoV. Pasien pria dari Florida ini merupakan penyedia layanan kesehatan.

oleh Melly Febrida diperbarui 13 Mei 2014, 12:50 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 12:50 WIB
Kemkes Tegaskan Warga Medan Bukan Penderita MERS
Kementerian Kesehatan kembali menegaskan bahwa hingga saat ini kasus virus korona belum ada di Indonesia

Liputan6.com, New York Satu lagi warga Amerika Serikat yang diduga tertular virus MERS-CoV. Pasien pria dari Florida itu merupakan penyedia layanan kesehatan yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi.

Demikian disampaikan Asisten Dokter Bedah Umum di U.S. Public Health Service dan Direktur National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Centers for Disease Control, Dr Anne Schuchat, seperti dilansir CNN, Selasa (13/5/2014).

Kasus pertama di AS terjadi di Indiana pada bulan ini. Pasien tersebut merupakan dokter Amerika Serikat yang bekerja di Arab Saudi dan berencana berkunjung ke Indiana untuk menemui keluarganya.

Untuk kasus di Florida ini, menurut Schuchat, tak berhubungan dengan pasien di Indiana. "Risiko terhadap masyarakat umum masih sangat rendah," kata Shuchat.

Di beberapa negara, virus Korona sudah menyebar dari orang ke orang tapi hanya yang kontak dekat, seperti orang yang sedang merawat orang sakit. "Virus ini belum menunjukkan kemampuannya menyebar dengan mudah dari orang ke orang di masyarakat," katanya.

Pasien dari Florida yang berusia 44 tahun itu melakukan perjalanan pada 1 Mei dari Jeddah, Arab Saudi, ke London. Kemudian dari London ke Boston dan dari Boston ke Atlanta. Dan dari Atlanta ke Orlando.

Pria ini mulai merasa tak sehat dalam perjalanan dari Jeddah. Ia merasa sakit pada penerbangan berikutnya dengan gejala demam, menggigil dan sedikit batuk.

Pada 8 Mei, pasien ini pergi ke ruang gawat darurat di Dr. P. Phillips Hospital. RUmah sakit mengatakan pasiennya dalam kondisi baik dan terus membaik.

Spesialis Penyakit Menular di Rumah Sakit Dr Antonio Crespo menjelaskan, para pejabat percaya risiko penularan dari pasien ini sangat rendah karena gejalanya ringan dan tak batuk ketika tiba di rumah sakit.

Virus MERS pertama kali muncul pada tahun 2011 , dengan kasus pertama didiagnosa di Semenanjung Arab pada tahun 2012. Menurut WHO, pada Jumat sudah terjadi 538 kasus di 17 negara, termasuk 145 orang yang meninggal.

Tidak ada vaksin atau pengobatan khusus untuk Virus MERS. Dokter mengatakan, mereka percaya diagnosa yang cepat pada pasien Indiana dan perawatan yang baik bisa meningkatkan peluangnya untuk pulih kembali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya