Kanker Tenggorokan Serang Bos JP Morgan

CEO JP Morgan, Jamie Dimon mengungkapkan bahwa ia didiagnosa kanker tenggorokan.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jul 2014, 22:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2014, 22:00 WIB
CEO JP Morgan, Jamie Dimon
CEO JP Morgan, Jamie Dimon
Liputan6.com, Jakarta Berita mengejutkan datang dari CEO JP Morgan, Jamie Dimon. Ia mengungkapkan kepada karyawan dan  pemegang saham salah satu bank terbesar di Amerika Serikat tersebut bahwa ia didiagnosa kanker tenggorokan. 
 
Dimon mengatakan bahwa kanker di tubuhnya tak berbahaya dan akan mengikuti pengobatan radiasi dan kemoterapi selama delapan pekan. Meski begitu ia akan terus aktif dalam kegiatan perkantoran.
 
"Pengobatan ini memang akan membatasi saya, tapi saya tetap akan aktif terlibat dalam bisnis dan menjalankan bisnis seperti biasa," ungkap memo yang ditulis Dimon seperti dikutip website resmi JP Morgan Chase & Co., Senin (7/7/2014).
 
Kesehatan seorang pemimpin memang penting, oleh karena itu beragam upaya dilakukan untuk mencegah maupun mengetahui lebih dini penyakit yang mungkin menghuni tubuh pemimpin tersebut. 
 
Barack Obama, Presiden Amerika Serikat sebagai pemimpin negara, pun melakukan tes kesehatan rutin setiap beberapa tahun sekali.  Begitu pula dengan pemimpin bisnis, karena bisa berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
 
Seperti yang dikabarkan laman Fortune, Senin (7/7/2014) juru bicara JP Morgan mengatakan bahwa perusahaan tidak meminta Dimon melakukan cek kesehatan rutin. Meskipun begitu, menurut orang yang dekat dengan Dimon, ia adalah orang yang peduli terhadap kesehatan. Ia suka berolahraga, sering bermain tenis dan lari bersama istri dan anak-anaknya.
 
"Setiap perusahaan tentu memiliki regulasi yang berbeda dalam merekrut seseorang," seperti kata Dennis Carrey Korn Ferry, ahli perekrutan perusahaan ternama seperti 3M, AT&T, dan Office Depot.
 
Keith Martinsen, Eksekutif Wakil Presiden ABD Insurance and Financial Service mengungkapkan bahwa orang penting dalam sebuah perusahaan seperti CEO pasti dilindungi oleh asuransi kesehatan. Sebelum mengikuti kebijakan tersebut para calon CEO mengungkapkan risiko kesehatannya. Lalu, saat sudah menjalani sebagai CEO ia akan menjalani beragam tes fisik untuk mengetahui lebih dini jika menderita penyakit.
 
Carey menyarankan kepada para klien agar saat merekrut seorang pemimpin untuk menyertakan stres tes. "Dalam beberapa kasus perusahaan mengeluarkan puluhan juta dolar saat merekrut seorang pemimpin eksekutif untuk mengetahui penyakit yang mungkin di deritanya," tutur Carey.
 
Memang tidak ada standar bagaimana untuk menangani kesehatan pemimpin eksekutif secara umum. Namun ada aturan dari Securities and Exchange Commission (SEC) yang mengharuskan perusahaan untuk terbuka mengungkapkan informasi material tentang pemimpin eksekutif tersebut.
 
Kasus Steve Jobs yang menderita kanker dan menerima transplantasi hati menjadi salah satu kesalahan penanganan Apple. Apple tak memberitahu investor tentang penyakit yang dialami Jobs. SEC kemudian menyelidiki apakah Apple telah menyesatkan investor.
 
Pengumuman Dimon kepada kolega dan pemegang saham sama seperti yang dilakukan Warren Buffet ketika didiognosa kanker prostat tahun 2012. Meskipun dokter mengatakan yang menimpa Buffet tak mengancam jiwa namun ia tetap memilih memberitahu kepada pemegang saham. (dik)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya