Liputan6.com, Jakarta Memahami obat tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine-TCM) barangkali akan kurang tepat bila kita memakai kacamata medis Barat. Dipahami seperti jamu tradisional Indonesia? Kurang tepat juga karena obat TCM sudah diresepkan di rumah sakit dan ada fakultas kedokteran serta farmakologi yang menyangganya.
Dalam kaitan obat palsu, DR.dr. William Adi Teja, Doktor TCM bidang penyakit dalam sangat menaruh perhatian pada pemalsuan yang mengganti kandungan obat dengan bahan kimia sintetis. “Kalau diganti dengan plasebo masih mending, isinya cuma tepung. Tetapi, kalau diganti obat kimia lain, itu sungguh berbahaya,” katanya.
Ia lantas memberikan contoh obat-obat antiradang dan antirematik yang dalam jangka waktu singkat pun telah menyebabkan wajah pasien jadi membengkak, dan dalam jangka panjang mengakibatkan kerusakan ginjal.
Advertisement
Ia menyayangkan cara berpikir pedagang yang hanya mau mengambil untung besar tanpa berpikir risiko buruknya bagi pasien. Kebodohan orang pun dimanfaatkan.
“Obat tradisional umumnya tidak cespleng kalau mengobati penyakit kronis, meskipun ada sih obat tradisional untuk penyakit ringan yang dalam dua-tiga jam menyembuhkan. Urusan cespleng inilah yang kemudian mendorong pedagang mencampur obat tradisional dengan obat kimia sintetis. Ini yang berbahaya,” papar William.
Oleh karena itu, hati-hatilah kalau penyakit bertahun-tahun bisa disembuhkan secara cespleng oleh obat tradisional. Jangan mau dibodohi karena biasanya itu tidak murni tradisional.