Liputan6.com, Jakarta Virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) terus menyebar di beberapa negara. Meski di Indonesia belum ada yang positif terkena, namun harus terus dicegah penyebaran virus corona ini. Pasalnya bila tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan medis, penderita bisa menyebabkan kematian.
Dokter Hewan Surachmi Setyaningsih dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebutkan, MERS atau penyakit pernapasan akut disebabkan oleh virus corona dan awalnya ditemukan di Timur Tengah seperti Yordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga
“Jika dilihat dari beberapa kasus, virus ini bisa menyebar hingga ke luar Timur Tengah karena orang yang pernah berkunjung ke Timur Tengah dan yang rentan kena rata-rata berusia lanjut serta mempunyai daya tahan tubuh lemah,” katanya saat diskusi penyakit hewan di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin (22/6/2015).
Advertisement
Surachmi menuturkan, MERS-CoV merupakan penyakit yang biasa ditemukan pada hewan yang kemudian ditemukan pula menginfeksi manusia melalui hewan. Bahkan saat ini, seperti di Korea Selatan penyebaran virus MERS-CoV sangat mudah yakni menular dari manusia yang terinfeksi ke manusia yang sehat.
“Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-CoV berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan akut gejalanya demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C,” papar Setyaningsih.
Gejala tersebut biasanya muncul 2 hingga 10 hari setelah terpapar. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2 hingga 3 hari.
Sedangkan tanda fisik, kata dia, tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Namun, gejala bisa diketahui apabila orang mengalami tachypnea (nafas cepat). Kemudian, pernapasan tidak teratur dan tingkat kesadaran menurun serta pusing.