Liputan6.com, Jakarta Pembalut mengandung klorin sepertinya masih menjadi isu hangat. Sebagian orang juga penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai klor atau klorin yang disebut-sebut bisa memicu iritasi dan kanker.
Situs ilmiah Amazine dan Lenntech mencatat, klorin merupakan zat kimia yang telah dikenal sejak zaman kuno. Namun unsur klorin sendiri baru dikembangkan pada 1774 oleh kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele.
Saat itu, Scheele mengamati beberapa sifat klorin. Zat ini ternyata memiliki efek pemutihan pada air, kertas, pakaian dan sebagainya.
Pada 1810, Sir Humphry Davy mencoba percobaan yang sama lagi, dan dia menyimpulkan, klorin itu adalah unsur, bukan senyawa kimia.
Advertisement
Klorin diambil dari bahasa Yunani yaitu χλωρος (chloros), yang berarti hijau-kuning. Namun, istilah ini kemudian digunakan sebagai istilah generik untuk menggambarkan semua elemen dalam keluarga klorin (fluor, brom, yodium dan dioxine).
Klorin dalam konsentrasi rendah adalah 0,2 bagian per juta (ppm), dan dengan bau di 3 ppm. Batuk dan muntah dapat terjadi bila klorin diatas 30 ppm dan kerusakan paru-paru pada 60 ppm. Sekitar 1000 ppm dapat berakibat fatal.
Gas klorin memiliki berat 2,5 kali udara, memiliki bau menyesakkan, serta sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat, klorin merupakan oksidator kuat, pemutih, dan agen disinfektan kuat.
Elemen ini merupakan bagian dari seri halogen pembentuk garam yang bisa diekstrak dari klorida melalui oksidasi dan elektrolisis.
Di alam, klorin banyak ditemukan bersenyawa dengan unsur natrium membentuk garam dapur (NaCl), serta ditemukan dalam karnalit dan silvit. Klorida membentuk banyak garam terlarut dalam lautan dengan sekitar 1,9% dari massa air laut adalah ion klorida.
Jumlah klorida dalam tanah bervariasi tergantung dari jaraknya dengan laut. Rata-rata klorida di tanah bagian atas adalah sekitar 10 ppm. Tanaman juga mengandung sejumlah klorin yang terkonsentrasi dalam kloroplas.
Penggunaan Klorin
Klorin adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin juga digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk termasuk dalam produksi kertas, antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.
Unsur ini juga digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroba dari pasokan air minum. Selain itu, unsur ini juga digunakan untuk pemutih pulp kayu sebelum digunakan untuk membuat kertas, serta menghilangkan tinta pada kertas daur ulang. Dan digunakan pula dalam produksi klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.
Perusahaan kertas menggunakan klorin untuk pemutih kertas. Instalasi air dan pengolahan air limbah menggunakan kaporit sebagai disinfektan. Orang-orang yang menggunakan pemutih cucian dan bahan kimia kolam renang juga mengandung klorin dalam batas aman.
Efek Kesehatan Klorin
Klorin berbahaya ketika memasuki tubuh saat terhirup atau ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi.
Fakta singkat Klorin
Nomor atom: 17
Massa atom: 35,453 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 3,0
Titik lebur: -101 °C
Titik didih: -34,6 °C
Radius Vanderwaals: 0,127 nm
Radius ionik: 0,184 (-2) nm, 0,029 nm (+6)
Isotop: 4
Energi ionisasi pertama: 1255,7 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 2298 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga: 3822 kJ/mol
Potensial standar: – 1,36 V