Ingat, Penyakit Berikut Tak Perlu Diatasi dengan Antibiotik

Dengan total penduduk yang capai 240 juta orang, angka kematian akibat kuman resisten lebih tinggi 38 juta jiwa per tahun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Agu 2015, 16:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 16:30 WIB
Antibiotik
Antibiotik. Foto:ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa antibiotik merupakan obat 'dewa' yang bisa menyembuhkan aneka penyakit. Padahal ada beberapa penyakit yang sebenarnya tidak membutuhkan penggunaan antibiotik

"Batuk, pilek, diare, luka-luka kecil itu tidak perlu pakai antibiotik. Lalu operasi payudara untuk mengambil benjolan tinggal dijahit kembali tanpa menggunakan antibiotik nggak apa-apa," papar Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr. Hari Paraton, Sp.OG(K) di jeda Seminar Cegah Resistensi Antibiotik di Jakarta pada Rabu (5/8/2015).

Penyakit-penyakit di atas sekitar 70-80 persen karena virus. Pemberian antibiotik terhadap penyakit karena virus tidak berdampak membunuh virus itu sendiri.  Menurut dokter Hari, biarkan saja tubuh panas dingin selama lima hari. Minum parasetamol bila perlu, tanpa membutuhkan antibiotik.

Lalu kapan antibiotik diperlukan?

"Infeksi kuman bakteri itu harus pakai antibiotik. Seperti tipes, itu perlu antibiotik," terang dokter Hari.

Jika tetap dilakukan pemberian antibiotik di luar penyakit yang disebabkan bakteri, malah memicu resistensi terhadap antibiotik. Hal ini menyebabkan penurunan kemampuan antibiotik mengobati penyakit infeksi bakteri pada manusia.

Berdasarkan riset yang dilakukan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) pada 2013 di enam rumah sakit di Indonesia, angka kasus infeksi akibat bakteri kebal pada antibiotik mencapai 50 persen. Keterbatasan tenaga kesehatan, kesadaran warga yang rendah menjadi penyebabnya.

KPRA mengaku belum ada data jumlah kematian akibat kuman resisten di negara kita. Berkaca pada Thailand, dengan jumlah total penduduk 70 juta jiwa angka kematian akibat kuman resisten sekitar 38.000 per tahun. Jika menggunakan perbandingan angka tersebut, Hari memprediksi dengan total penduduk yang capai 240 juta orang, angka kematian akibat kuman resisten lebih tinggi dari negara berjuluk Gajah Putih ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya