Remaja Ingin Langsing? Coba Sarapan Tinggi Protein

Sarapan protein tinggi seperti susu, telur, daging dan yoghurt setiap hari dapat mengurangi kecenderungan obesitas pada remaja.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 15 Agu 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 07:00 WIB
Sarapan Telur Baik Untuk Cegah Diabetes
Mengonsumsi satu hingga dua butir telur sehari dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.

Liputan6.com, Missouri- Akhir-akhir ini, obesitas menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh para remaja. Besarnya fluktuasi pada kadar glukosa dikaitkan dengan meningkatnya risiko diabetes tipe 2 di antara generasi muda. Hal ini tentu saja berujung pada komplikasi kesehatan yang disebabkan oleh semakin maraknya masalah meningkatnya berat badan.

Sebuah studi baru mengungkap, sarapan dengan makanan berprotein tinggi seperti susu, telur, daging dan yoghurt setiap hari dapat mengurangi kecenderungan kenaikan berat badan yang tak sehat di kalangan generasi muda.

Tim peneliti membandingkan manfaat mengonsumsi kombinasi makanan protein normal dan kombinasi makanan protein tinggi sebagai menu sarapan remaja obesitas yang biasanya melewatkan sarapan. Peneliti utama, Heather Leidy yang juga asisten profesor di University of Missouri di Amerika Serikat, mengatakan, "Studi ini mempelajari jenis sarapan yang dikonsumsi dapat memperbaiki pengaturan berat badan pada remaja yang memiliki kebiasaan melewatkan sarapan."

Studi tersebut menemukan, sarapan tinggi protein yang mengandung 35 gram protein, mencegah meningkatnya lemak tubuh, mengurangi rasa lapar dan jumlah asupan makanan harian, serta membuat kadar glukosa stabil.

"Kunci dari makan 35 gram protein yaitu dengan mengonsumsi kombinasi protein berkualitas tinggi termasuk susu, telur, daging tanpa lemak, dan Greek yoghurt," kata Leidy.

Untuk penelitian ini, tim peneliti memberi sarapan pada dua grup remaja obesitas yang sering melewatkan sarapan 5 sampai 7 kali dalam seminggu. Kemudian grup ketiga tetap diperbolehkan melewatkan sarapan selama 12 minggu. Grup yang diberi sarapan protein normal, menunya terdiri dari susu dan sereal serta 13 gram protein lainnya. Sementara grup yang diberi sarapan protein tinggi menu sarapannya mengandung 35 gram protein.

"Kelompok remaja yang makan sarapan dengan menu tinggi protein, asupan makan harian mereka berkurang hingga 400 kalori, demikian pula dengan lemak tubuhnya. Sementara kelompok yang sarapan dengan menu protein normal atau tetap melewatkan sarapan pagi tetap mengalami kenaikan berat badan. Hasil ini menunjukkan ketika individu mengonsumsi sarapan tinggi protein, mereka akan lebih sedikit di sisa hari itu. Selain itu, remaja yang sarapan tinggi protein memiliki kadar glukosa yang lebih stabil dibandingkan remaja dari kelompok lainnya," terang Leidy, dilansir dari laman Medindia, Sabtu (15/8/2015).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya