Ini Sunnah Sholat Berjamaah yang Sering Ditinggalkan Imam, Diungkap Buya Yahya

Buya Yahya mengungkapkan ada sunnah yang sering ditinggalkan imam saat melaksanakan sholat berjamaah. Padahal sunnah tersebut sudah dianjurkan dilakukan oleh Rasulullah SAW?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 05 Nov 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 12:30 WIB
KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Sholat berjamaah lebih utama ketimbang sholat yang dilakukan sendirian (munfarid). Pahala sholat berjamaah jauh lebih banyak daripada sholat munfarid.

Dalam sebuah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda, “Sholat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650] 

Sholat berjamaah adalah sholat yang terdiri dari imam dan makmum. Sholat berjamaah dapat dilakukan setidaknya oleh dua orang.

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengungkapkan ada sunnah yang sering ditinggalkan imam saat melaksanakan sholat berjamaah. Padahal sunnah tersebut sudah dianjurkan dilakukan oleh Rasulullah SAW?

Apa sunnah sholat berjamaah yang sering dilewatkan imam? Simak penjelasan Buya Yahya berikut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Buya yahya mengatakan, sunnah yang sering dilewatkan imam dalam sholat berjamaah adalah meluruskan shaf makmum. Sebagian imam kerap kali setelah iqomah langsung takbiratul ihram, tanpa menoleh ke belakang memastikan shaf makmumnya lurus dan rapat.

Padahal, kata Buya Yahya, dalam hadis riwayat Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah mengajarkan untuk meluruskan shaf makmum sebelum sholat berjamaah dimulai. Berikut redaksi hadis tentang ini dari Abu Mas’ud.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : ( اسْتَوُوا , وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ 

Artinya: “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda: luruskan (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula.” (HR. Muslim, no. 432). 

“Nabi itu dalam merapikan barisan sholat seperti mengatur barisan dalam perang. Imam yang berhak mengatur, yang lain membantu,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (4/11/2024).

Oleh karenanya, Buya Yahya mengingatkan agar dalam memilih imam tidak hanya fokus pada orang yang punya hafalan Al-Qur’an banyak tapi tidak memperhatikan bagian fikihnya. Menurut Buya Yahya, jika imam hanya dipilih karena hafalannya bisa jadi masalah.

“Belajar ilmu bagaimana jadi imam biar sempurna jemaah imamnya. Fikih jemaah bisa dipelajari hanya setengah jam saja. Yang penting dia jadi imam harus mengerti bagaimana tata cara berjamaah,” tutur Buya Yahya.

Hikmah Meluruskan Shaf Sholat

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Buya Yahya mengatakan, meluruskan shaf sholat adalah bagian penting. Tanda lurus shaf sholat dapat dilihat dari pundak yang menempel dengan pundak. Akan tetapi, menempel bukan berarti harus berdesak-desakan.

“Jangan barisanmu miring-miring, tidak lurus, sehingga menjadi sebab hatimu porak-porandakan. Urusannya mengatur barisan ternyata akibatnya porak-poranda,” kata Buya Yahya.

“Yang punya hati adalah Allah dan sabda nabi dari Allah. Makanya, kalau kita melanggar bisa saja berantakan rumah kita, gara-gara gak peduli urusan barisan shaf,” lanjutnya.

Buya Yahya menekankan bahwa urusan shaf dalam sholat jemaah jangan diremehkan. Hukum meluruskan dan merapatkan shaf sholat adalah sunnah yang sangat dikukuhkan.

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya