Liputan6.com, Jakarta Demi membantu para calon jamaah haji agar terhindar dari dehidrasi selama ibadah 40 hari, sebuah buku berisi panduan hidrasi saat ibadah haji diluncurkan oleh Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Indonesian Hydration Working Group (IHWG).
Sebelum menulis buku ini, tim penyusun buku melakukan survei terhadap 112 calon jamaah haji yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah dan Madinah selama pra dan pasca armina pada 2014. Hasilnya, 50,9 persen mengalami dehidrasi secara kualitatif (berdasarkan warna urine) dan 19,5 persen secara kuantitatif (berat jenis urine).
Baca juga : Yang Wajib Diperhatikan Para Jemaah Haji
Advertisement
Buku 98 halaman ini ditujukan kepada para tenaga kesehatan dalam membina kesehatan jamaah haji agar terhindar dari dehidrasi akibat perbedaan suhu dan kelembabapan yang sangat ekstrem dibanding Indonesia. "Suhu di sana lebih dari 30 derajat celcius. Dan mayoritas calon jamaah haji asal Indonesia berusia di atas 40," kata Perwakilan Hydration Working Group (IHWG) sekaligus Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI dr Purwita Wijaya Laksmi di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2015)
Tak hanya itu, buku ini pun berisi informasi memahami fisiologi hidrasi dan patosifisiologi dehidrasi, proses adaptasi tubuh dan proses penuaan. Termasuk sejumlah faktor yang memengaruhi status hidrasi jamaah haji, pelaksanaan persiapan sebelum, selama, dan sesudah ibadah haji.
"Dan juga deteksi dini dan tata laksana gangguan hidrasi pada jamaah serta contoh kasus penyulit pada dehidrasi," kata salah seorang tim penyusun buku dr Agung Frijanto SpKJ.
Baca juga : Suhu Lebih dari 30 Derajat Celcius, Jemaah Haji Mesti Waspada