Peselingkuh Selamanya Berselingkuh, Benarkah?

Ada banyak penyebab seseorang berselingkuh seperti misalnya faktor genetika.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Nov 2015, 20:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2015, 20:30 WIB
Belajar dari Rian, Jaga Harmoni Rumah Tangga Agar Tak Selingkuh
Jaga harmoni rumah tangga dengan cara ini, supaya hubungan berjalan lancar tanpa pertengkaran.

Liputan6.com, Jakarta Jangan sekali-kali mencoba selingkuh. Pasangan yang sekali selingkuh kemungkinan besar akan mengulanginya lagi. Ada alasan ilmiah di balik perselingkuhan yang berulang-ulang.

Ketahuilah, orang yang selingkuh tak pernah menang. Maksud menang di sini adalah hidup bahagia dan hubungannya saling melengkapi. Anda tak akan bisa bertaruh aman dari kemungkinan perselingkuhan pasangan yang sudah berselingkuh berkali-kali sebelumnya.

Sebenarnya, itu bukan sepenuhnya kesalahan peselingkuh. Ada banyak penyebab seseorang berselingkuh seperti misalnya faktor genetika. AsapSCIENCE dalam videonya berusaha menjelaskan alasan seseorang berselingkuh seperti dilansir dari laman Metro, Selasa (3/10/2015): 

1. Dopamin

Dopamin itu hormon kesenangan dilepas setelah olahraga, makan hyang lezat, dan mengalami orgasme. Inilah yang berperan besar apakah seseorang akan berselingkuh atau tidak.

Sebanyak 50 persen dari orang yang memiliki varian alel reseptor dopamin yang panjang telah menyelingkuhi pasangan mereka, dibandingkan 22 persen orang dengan varian alel yang pendek

Pasangan yang memiliki varian panjang juga lebih mungkin menjadi pengambil risiko, dan terlibat dalam perilaku mencari kesenangan seperti minum alkohol berlebihan dan mengonsumsi obat-obatan.

Dalam istilah sederhana, ini artinya ada variasi genetik pada peselingkuh, yang membuat mereka memiliki kecenderungan menjadi peselingkuh sejak lahir. 

 

Uang dan Hormon

2. Uang

AsapSCIENCE juga menjelaskan ada faktor-faktor non-genetik yang membuat orang berselingkuh. Apalagi kalau bukan uang?

Pria yang menghasilkan lebih banyak uang daripada pasangan perempuannya lebih mungkin berselingkuh. Tapi pria yang hanya di rumah saja serta istri bekerja juga lebih mungkin berselingkuh.

Skenario terbaik untuk monogami adalah kedua pasangan menghasilkan uang dalam jumlah yang sama.

3. Hormon vasopressin

Hormon ini mirip dengan oksitosin. Hormon vasopressin mempengaruhi kepercayaan, empati, dan ikatan sosial.

Para ilmuwan telah melakukan penelitian dengan menyuntikkan hewan yamh secara alami poligami dengan hormon. Hasilnya, hewan tersebut lebih mungkin tetap monogami.

Studi pada manusia juga mengkonfirmasi dampak vasopressin. Pada studi terhadap 7.000 kembar Finlandia menemukan wanita peselingkuh yang memiliki varian genetik, tingkat vasopressinnya rendah.

4. Emosional

Ternyata banyak hal-hal yang berhubungan dengan emosional membuat seseorang berselingkuh. Misalnya saja masalah yang belum terselesaikan, kenangan dari hubungan masa lalu, dan keanehan dalam sebuah hubungan intim, semua itu akan berdampak pada apakah seseorang akan berselingkuh.

Mungkin masalah di atas tampaknya bukan menjadi alasan berselingkuh dibanding genetik, tapi segala yang berhubungan dengan emosional sulit diatasi. Apalagi jika orang itu tak berubah. Perselingkuhan pun bisa terulang lagi.

Dari alasan itu semua pelajaran yang bisa dipetik, berhubungan dengan seseorang yang pernah berselingkuh sepertinya bukan ide yang bagus. (Melly F)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya