Penanganan Pasien Gangguan Jiwa Bukan Dipasung

Pasien dengan gangguan jiwa tak seharusnya dipasung. Tapi kasih penanganan yang tepat

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Nov 2015, 08:30 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2015, 08:30 WIB
20151125-Dartam
Pasien dengan gangguan jiwa tak seharusnya dipasung. Tapi kasih penanganan yang tepat

Liputan6.com, Jakarta Penangan yang benar terhadap orang dengan gangguan jiwa seperti playboy dari Desa Jatisaba, Cilongok, Banyumas bernama Dartam bukan dengan cara dipasung. Harus segera dibawa ke psikiater supaya mendapat obat yang tepat. Memang, tak jarang obat yang diminum berlangsung seumur hidup.

"Masalahnya, situasi ini berbeda dengan orang yang kena flu. Mudah tertular mudah juga sembuhnya. Kondisi ini prosesnya panjang, terlebih jika tidak terdeteksi sejak awal. Treatmennya harus panjang, dan tidak semudah membalikkan telapak tangan," kata FX Albino Prasodjo kepada Health Liputan6.com di Senayan City, Jakarta, Kamis (26/11/2015)

Menurutnya, jangankan penyakit jiwa, masalah kebiasaan saja membutuhkan waktu yang lama. "Seperti merokok. Apa bisa dalam waktu sekejap atau tiga hari hilang kebiasaan merokoknya? Belum tentu. Apalagi ini sudah menjadi suatu gangguan, terlebih kadarnya bukan sekadar stres biasa," kata Psikolog Klinis Dewasa Rumah Sakit Bethsaida, Serpong, Tangerang Selatan.

Lingkungan sekitar, lanjut dia, juga sangat berpengaruh guna kelangsungan hidup pasien yang lebih baik. Terkadang, begitu tahu salah seorang anggota keluarga menderita gangguan jiwa, pasien tersebut malah diumpetin atau dikurung. padahal tidak harus seperti itu.

"Ini yang membuat mereka jadi terkucil. Sebenarnya, mereka bisa diberdayakan," kata Albino menerangkan.

Kalau memang membahayakan, itulah fungsinya obat dari psikiater, meredakan tingkat keagresifisannya. "Efek samping pasti ada, namun biasanya lebih kecil dari efek utamanya. Seperti minum obat flu, efeknya mengantuk," kata dia menerangkan.

Terpenting yang harus diingat, keluarga harus sabar mengobati pasien dengan gangguan jiwa. Sebab, kondisi ini tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol. Persis seperti hipertensi.

"Kalau gangguan jiwanya dikontrol rutin, pasien dapat diberdayakan dan sosialnya dilatih. Banyak kok orang-orang dengan gangguan jiwa tetap bekerja. Karena mereka dapat support dari keluarga, obat yang benar, dan tidak diberlakukan seperti penjahat dengan dipasung begitu," kata dia menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya