Cegah Mandul, Bocah dengan Tumor Otak Bekukan Jaringan Testis

Demi mempertahankan kemungkinan memiliki keturunan di masa depan, bagian testis bocah ini diambil dan dibekukan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Jan 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2016, 08:00 WIB
Harapan Miliki Keturunan Pada Bocah Tumor Otak
Ilustrasi glioma pada otak manusia. (Sumber Mayo Clinic)

Liputan6.com, Oxford - Demi menjaga harapan memiliki keturunan, para dokter di Inggris membekukan suatu jaringan tubuh dari testis seorang bocah penderita tumor langka pada otaknya.

Dikutip dari webMD pada Minggu (3/1/2016), Nathan Crawford menderita suatu jenis tumor langka yang dikenal dengan glioma yang menyerang sel-sel glial pendukung dan pelindung sel-sel syaraf.

Dengan keadaan itu, pembedahan mengandung risiko tinggi. Bocah berusia 9 tahun itu sekarang menjalani radioterapi dan kemoterapi untuk menciutkan tumornya. Sayangnya, perawatan seperti ini dapat membuatnya mandul.

Anak lelaki yang belum mencapai masa pubertas tidak dapat menghasilkan sperma sehingga tidak bisa memanfaatkan bank sperma yang lazim pada perawatan kesuburan pria dewasa. Tapi, testis yang belum matang mengandung sel-sel punca spema yang dapat diawetkan ketika dibekukan di dalam jaringan testis.

Para ahli bedah dari RS John Radcliffe di kota Oxford, Inggris, telah mengambil suatu bagian dari jaringan testis bocah itu dan membekukannya supaya bisa ditanamkan kembali di masa depan. Jika bedah terobosan ini berhasil, Nathan tetap dapat menjadi ayah di masa depan.

Teknik serupa tersedia bagi anak perempuan untuk mengawetkan kemampuan reproduksi mereka. Di awal tahun ini, seorang wanita Belgia berusia 20-an menjadi manusia pertama di dunia yang melahirkan bayi sehat setelah para dokter bedah mengembalikan kesuburannya dengan menanamkan kembali jaringan sel telurnya yang telah disisihkan 2 tahun sebelumnya.

Ilustrasi prosedur pengawetan beku (cryopreservation) pada sel telur wanita. (Sumber offenbach-kinderwunsch.de)

Dr. Sheila Lane, konsultan onkologi anak di rumah sakit itu mengatakan bahwa teknik baru ini terlihat berhasil pada model-model hewan. “Selama prosedur, kita ambil bagian yang terlihat seperti segmen berwarna oranye untuk dijadikan bagian-bagian kecil yang kemudian dibekukan. Kita menyimpan jaringan yang mengandung sel-sel punca,” jelasnya.

“Ketika jaringan ini dimasukkan kembali, ia menghasilkan pasokan darahnya sendiri dan mulai menghasilkan hormon-hormon normal yang kemudian memulihkan kesuburan,” lanjut Sheila.

Prosedur pembekuan ini—dikenal dengan istilah tissue cryopreservation—bukanlah suatu hal yang lazim didanai oleh NHS, departemen kesehatan Inggris. Namun demikian, ada hibah sebesar £250,000—senilai lebih dari Rp 5,1 miliar–dalam jangka waktu 5 tahun yang diberikan oleh lembaga fertilitas IVI sehingga memungkinkan para spesialis di Oxford untuk menawarkan perawatan kepada anak lelaki dan perempuan di Inggris dan Wales yang bisa mendapatkan manfaat dari pembekuan jaringan testis atau sel telurnya.

Sementara itu, Jonathan Alison, ayah tiri Nathan, menceritakan kepada BBC bahwa anaknya menghadapi pembedahan dengan baik. Katanya, “Usai berada di Oxford untuk pengambilan jaringan testisnya, ia kembali ke rumah di Cornwall dalam kurun waktu 48 jam untuk makan ikan dan keripik bersama kami.”

“Dia sangat ingin merayakan Natal dan kami sangat bangga dengan caranya menghadapi semua yang dialaminya.”

Di lain pihak, Kate Lee, seorang pemimpin lembaga nirlaba penggalangan dana pengobatan kanker anak CLIC Sargent , mengatakan, “Setiap tahun, ribuan orangtua yang menerima berita mengguncang bahwa anak mereka mengidap kanker menghadapi kekhawatiran tambahan yaitu bahwa perawatan penyelamat nyawa anak mereka dapat membuat anak-anak itu tidak bisa memiliki keluarga sendiri.”

“Dalam tahap awal ini masih sukar diperkirakan bagaimana keberhasilan teknik baru ini, namun demikian hal ini menjadi kesempatan luar biasa bagi anak dan keluarga yang terlibat, dan merupakan langkah positif ke depan.”

“Kami berharap di masa depan lebih banyak lagi anak dan orang muda yang menjalani perawatan kanker yang dapat akses kepada teknik pelestarian kesuburan.”

Lanjutnya, “Satu hal yang sangat penting adalah bahwa orang muda dan keluarga mereka dapat membicarakan pilihan-pilihan yang tersedia dan diberikan dukungan emosional, apapun hasilnya nanti.”

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya