Viagra Palsu Berbahaya Juga Marak di Inggris

Satu tahun terakhir pejabat di Inggris sudah tiga kali menyita viagra palsu dari banyak tempat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Mei 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2016, 14:00 WIB
Illustrasi Viagra palsu
Satu tahun terakhir pejabat di Inggris sudah tiga kali menyita viagra palsu dari banyak tempat.

Liputan6.com, Jakarta Viagra palsu berbahaya bertebaran di Inggris. Viagra ini biasa dibandrol dengan harga yang sangat murah dan dapat dibeli melalui Instagram atau situs belanja bodong.

Satu tahun terakhir pejabat di Inggris sudah tiga kali menyita viagra palsu dari banyak tempat. Total keseluruhan mencapai 11 juta Poundsterling (Rp 211 miliar). Pil viagra palsu bisa didapat oleh masyarakat umum dengan harga yang sangat murah, berkisar 2 Poundsterling (Rp 38 ribu) sampai 3 Poundsterling (Rp 57 ribu). Padahal harga asli satu butir pil viagra adalah 6 Poundsterling (Rp 116 ribu).

Pemerintah di sana tidak tinggal diam. Hanya saja, memang sulit mengatakan apakah pil viagra yang bertebaran itu palsu. Sebab mereka menggunakan cap logo dari perusahaan yang asli, seperti Pfizer.

Dr Tommy Dolan, salah seorang petinggi produsen viagra, Pfizer, mengatakan, 82 obat Pfizer palsu telah ditemukan di 111 negara.

Dr Hamed Khan, pakar kehidupan seks di London, kerap mendapat pasien yang merupakan korban dari viagra palsu menderita masalah penglihatan.

"Itulah efek samping yang sangat serius apabila mengonsumsi viagra palsu, seperti masalah penglihatan. Penglihatan berpotensi samar. Dan yang paling berbahaya apabila tekanan darah menjadi tidak normal, sampai berujung berpotensi masalah jantung," kata Hamed dikutip dari Daily Mail, Jumat (13/5/2016)

Selama ini banyak anak muda yang menggunakan viagra palsu mengatakan kehidupan seks semakin membaik. Namun, di mata Hamed Khan, itu hanya bagian dari psikologis mereka saja.

Hamed menekankan, viagra palsu memiliki efek samping yang justru membahayakan kaum muda sendiri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya