Liputan6.com, Jakarta Menikah saat usia belasan tahun atau kita menyebutnya nikah muda bukanlah hal mudah. Hal ini terkait dengan kondisi biologis dan psikologis remaja yang belum siap menjalani pernikahan.
Pada remaja, terutama remaja perempuan, secara biologis belum matang. Bila ia menikah pada usia 17 tahun lalu langsung memiliki anak, fungsi reproduksi belum optimal sehingga bisa berdampak pada ibu maupun janin seperti dituturkan psikolog klinis dari Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly Djaprie.
Lalu secara psikologis, tingkat kedewasaan itu ada tahapannya tidak langsung langsung dewasa. Sehingga ada fase-fase manusia belajar. Bila menikah muda, dikhawatirkan akan kehilangan beberapa fase belajar tersebut.Â
Advertisement
Contohnya pada usia 17-18 tahun adalah fase individu mencari jati diri. Lalu karena ini fase remaja, orang tersebut akan bergaul, berkelompok lalu mengidentifikasi dirinya. Baru kemudian masuk ke perkenalan istimewa dengan lawan jenis. Sementara itu bila menikah muda dan langsung mempunyai anak, pergaulan akan terbatas karena sudah memiliki keluarga ataupun mengurus anak.Â
"Hal-hal di atas itu benar-benar harus dipertimbangkan bagi mereka yang ingin menikah muda," kata Liza saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Rabu (10/8/2016).
Oleh karena itu Liza menekankan sebelum menikah muda untuk meyakinkan diri apakah benar-benar mau menikah. Yakin tidak ingin fokus sekolah terlebih dahulu, lalu kuliah, kemudian bekerja sebelum menikah.Â
"Pernikahan itu butuh tanggung jawab besar. Jadi tidak secara impulsif memutuskan menikah," tegas Liza.
Â
Â