Mahasiswi Ini Bisa Prediksi Penyakit Lewat Algoritma

Suchi Saria selalu mencintai merancang algoritma.

oleh Gina Melani diperbarui 15 Sep 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 06:30 WIB
Suchi Saria. Foto: Popular Science
Suchi Saria. Foto: Popular Science

Liputan6.com, Jakarta Mahasiswi bidang informasi kesehatan di Johns Hopkins University, Suchi Saria memiliki cara deteksi penyakit yang unik.

Tahun lalu, Saria dan timnya mengembangkan sebuah algoritma untuk mendeteksi syok septik (penurunan tekanan darah yang berpotensi mematikan karena adanya bakteri dalam darah), yang muncul tiba-tiba akibat infeksi yang dapat menyebabkan kegagalan organ.

Seperti diberitakan Popular Science, Rabu (14/9/2016), Saria yang masih berusia 33 tahun itu memang pecinta algoritma. Dia dibesarkan dengan kebiasaan menulis dan debugging kode. Dia bahkan bisa melakukannya di atas kertas saat komputer belum tersedia.

"Saya hanya ingin pekerjaan berguna di kehidupan masyarakat," kata Saria.

Mendeteksi penyakit memang bukan hal yang mudah, apalagi gejala awal syok septik sulit untuk ditemukan. Jadi tim Saria ini meneliti catatan 16.234 pasien di Boston Beth Israel Deaconess Medical Center dan mengidentifikasi 27 variabel, dari output urine untuk menghitung sel darah putih.

Setelah melakukan pengukuran rutin dan analisis bersama-sama, Saria berhasil menciptakan alat yang secara akurat memprediksi syok septik hingga 85 persen. Idenya adalah alat ini akan mengingatkan dokter yang tidak bisa terus memantau setiap pasien-pasien ketika melewati ambang risiko tertentu. "

Saria juga menciptakan sistem untuk memprediksi bayi prematur yang paling membutuhkan perhatian medis. Sekarang dia mengembangkan sebuah algoritma untuk membantu pasien dengan gangguan autoimun. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya