Liputan6.com, Jakarta Kadar testosteron pada pria yang sering terpapar sinar matahari atau cahaya terang akan meningkat sehingga punya kemampuan memuaskan pasangan di ranjang. Studi ini mendukung penelitian yang pernah ada mengenai pengaruh musim terhadap hasrat seksual pria berumur 40 tahun.
Sebanyak 38 orang pria dengan gangguan gairah seksual dijadikan objek penelitian oleh sejumlah pakar dari University of Siena. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, yang menerima perawatan menggunakan cahaya terang (setara sinar matahari di siang hari yang cerah) dari jarak satu meter dan yang menggunakan cahaya menggambarkan suasana gelap atau mendung. Masing-masing diberi waktu selama 30 menit setiap pukul 07.00 pagi selama dua minggu.
Baca Juga
Profesor Andrea Fagiolini mengatakan, kedua kelompok memiliki skor kepuasan seksual berkisar dua dari sepuluh sebelum menjalani pengobatan. Namun, hasil uji ulang setelah lewat dua minggu menunjukkan skor mereka ang menerima perawatan menggunakan cahaya terang setara sinar matahari di siang hari naik lebih dari tiga kali lipat.
Advertisement
"Kelompok berikutnya hanya menunjukkan peningkatan skor 2,7 kali lipat," kata Andrea dikutip dari Daily Mail, Senin (19/9/2016)
Peneliti juga melihat kadar testosteron yang bertambah itu. Apabila kadar hormon pria dari kelompok yang mendapat pengobatan berupa cahaya terang semula hanya 2,1 nanogram per mililiter menjadi 3,6 nanogram per mililiter setelah dua minggu. Sementara kelompok yang satu, tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Hasil penelitian ini disampaikan Andrea sewaktu jadi pembicara di European College of Neuropsychopharmacology Annual Congress di Wina. Di kongres tahunan itu ia juga menjelaskan, di belahan bumi bagian utara, produksi testosteron secara alami menurun dari November hingga April. Kemudian meningkat pada musim semi yang puncaknya terjadi pada Oktober.
"Dan yang paling tinggi terjadi di bulan Juni," kata Andrea.
Hanya saja penelitian tersebut belum bisa direkomendasikan untuk pengobatan klinis. Jika suatu hari dapat bekerja pada penelitian yang lebih besar, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan. Sebab, penyebab dari berkurangnya hasrat seksual ini beragam. Pengobatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebabnya.