Otak Pria Lebih Besar, Tapi Tak Berarti Dia Lebih Pintar

Umumnya otak perempuan itu lebih kecil dibandingkan pria. Tapi ini tak membuat pria lebih pintar

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Sep 2016, 19:37 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 19:37 WIB
Ilustrasi otak pria dan otak wanita. Foto: thinkmarketingmagazine
Ilustrasi otak pria dan otak wanita. Foto: thinkmarketingmagazine

Liputan6.com, Jakarta Profesor David Dexter membuka wadah plastik yang berisi otak manusia segar. Dia yang sedang menjalani penelitian mengenai parkinson telah lama mempelajari otak pria dan wanita untuk mencari pengobatan penyakit. Tiba-tiba dia mengungkap hal menarik.

"Umumnya otak wanita itu lebih kecil dibandingkan pria. Tapi ini tak membuat pria lebih pintar," ungkapnya, seperti dimuat laman Daily Mail, Kamis (29/9/2016).

Dia memang tidak bercanda. Menurut Dexter, banyak orang berpikir otak pria dan perempuan itu berbeda. Apalagi bicara mengenai naluri, setiap orang juga tahu kalau perempuan cenderung menyukai boneka dan laki-laki menyukai senjata. Padahal ini keliru.

Seorang professor perkembangan psikopatologi di Cambridge University, Simon Baron-Cohen mengatakan, meski otak pria lebih besar namun dalam kemampuan kognitif atau beberapa tes menunjukkan, perempuan tidak kalah pintar mencetak angka.

"Otak dibentuk oleh kondisi yang sangat kompleks antara gen dan hormon yang diwarisi dan berkembang sesuai pengalaman sosial yang kita miliki dalam kehidupan awal," katanya.

Yang menarik, selama dua abad terakhir, banyak ilmuwan berpendapat bahwa sebagai otak laki-laki lebih besar dan ini menandakan mereka lebih pintar dan kuat. Sedangkan dalam penelitian baru menegaskan otak laki-laki hanya lebih besar sekitar 10 persen dan ini tidak berhubungan dengan kecerdasan.

Sebuah studi pada Oktober lalu juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran otak dan tes IQ.

"Kualitas hubungan antara sel-sel otak merupakan faktor penting dalam membangun struktur otak," kata psikolog Dr Jakob Pietschnig dari University of Vienna.

Pengaruh hormon?

Dalam percobaan lain misalnya, ketika psikolog Spanyol memindai otak 15 perempuan dan 14 laki-laki yang menjalani terapi hormonal untuk mengubah jenis kelamin mereka. Para ahli lantas menemukan testosteron dan estrogen itu memiliki efek berlawanan pada struktur otak.

Seorang psikiater di Barcelona University, Dr Leire Zubiaurre-Elorza mengatakan bahwa ketika wanita berubah menjadi laki-laki diberi testosteron, ketebalan daerah otak yang disebut korteks serebral--yang mempengaruhi kecerdasan bahasa dan memori cenderung meningkat.

Sebaliknya ketika pria berubah menjadi perempuan diberikan estrogen, korteks mereka menjadi lebih tipis. Intinya, hubungan antara ketebalan (cortexes tebal biasanya terlihat pada pria, lebih tipis pada wanita) dan kecerdasan tidak sepenuhnya dipahami. Namun, sebagai individu, pria dan wanita memiliki tingkat yang sangat sangat berbeda dari testosteron dan estrogen.

"Kadar hormon ini berubah secara signifikan selama hidup kita. Testosteron pria berkurang setelah usia 30-an. Estrogen perempuan merosot setelah menopause, tetapi indung telur mereka terus mengeluarkan hormon laki-laki seperti testosteron," ujarnya.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya