Liputan6.com, Jakarta Ada banyak hal yang menghambat pasangan untuk segera memiliki buah hati, seperti misalnya kualitas telur yang kurang baik, sperma kurang sehat, hingga alergi sperma. Diperkirakan, kesuburan pria berperan sebesar 30 persen sebagai penentu kesuksesan memiliki anak.
Meski pria rata-rata menghasilkan jutaan sperma per hari, diperlukan 75 hari untuk sperma bisa matang. Faktor eksternal macam suhu panas bisa memengaruhi kualitasnya. Berikut lima hal tak terduga yang bisa memengaruhi kualitas sperma, dikutip dari laman Health, Minggu (16/10/2016):
Baca Juga
1. Berendam air panas
Advertisement
Menurut studi yang dipublikasikan pada 2007, berendam 30 menit di jacuzzi atau bak air panas dapat mengurangi produksi sperma untuk sementara waktu. Urolog di Washington, D.C., Amerika Serikat, Dr Paul Shin berpendapat, paparan air panas bis memengaruhi kualitas sperma pria dalam jangka panjang. Alasannya, sperma memerlukan waktu lama untuk matang.
"Umumnya intervensi dalam bentuk apa pun untuk mengurangi paparan panas setidaknya akan memerlukan tiga atau enam hingga sembilan bulan untuk menunjukkan hasilnya," jelas Dr Shin.
2. Demam
"Pertanyaan pertama saya adalah, `Apakah Anda sakit tiga bulan lalu?` bila bertemu dengan (pasien) pria yang mengatakan tidak mandi berendam air panas, merokok ganja, atau memakai bicycle pants," ujar Kurt Wharton, MD, ahli kandungan spesialis kesuburan.
Demam tinggi bisa memiliki dampak jangka panjang yang sama seperti berendam di air panas pada sperma pria. Dan tergantung pada waktu ketika proses sperma tersebut diproduksi, konsentrasi sperma bisa berkurang hingga 35 persen akibat demam.
Laptop
3. Laptop
Benarkah laptop memengaruhi kemampuan pria untuk bereproduksi? Menurut para peneliti di State University of New York, ada keterkaitan langsung antara penggunaan laptop dan peningkatan suhu skrotum hingga 35 derajat. Peningkatan suhu tersebut berbahaya bagi spermatogenesis (proses formasi gamet pria).
Jadi bila Anda berniat punya anak dalam waktu dekat, hindari memangku laptop saat menggunakannya.
4. Varises
Sekitar 15 persen pria memiliki varicoceles atau pelebaran pembuluh varicose di skrotum, biasanya di testis sebelah kiri. Ketika jumlah sperma pria rendah, dokter akan merekomendasikan perbaikan varicocele, prosedur bedah yang memperbaiki pembesaran pembuluh varicose di skrotum atau prosedur non-bedah menggunakan kateter.
Walaupun belum begitu jelas bahwa varicocele berpengaruh terhadap produksi sperma dengan menghambat peredaran darah, membuat skrotum jadi lebih panas, atau membuat darah mengalir mundur di pembuluh yang menyuplai testis. Meski hanya ada sedikit bukti bahwa kesuburan meningkat setelah prosedur embolisasi varicocele, sebagian dokter percaya tindakan operasi bisa meningkatkan kualitas air mani.
5. Obesitas
"Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan hormon wanita (estrogen), berkurangnya jumlah sperma, disfungsi seksual, serta ketidaksuburan," ujar Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California, AS.
Pria usia subur yang obesitas mengalami berkurangnya fungsi testis dan jumlah sperma secara signifikan. Itu merupakan hasil studi 2009 yang dilakukan WHO. Walaupun obesitas mengurangi jumlah sperma, sesungguhnya hanya obesitas tingkat ekstrem yang bisa memengaruhi potensi reproduksi pria secara negatif.
Advertisement