Peran Penting Orangtua Bantu Sukseskan Terapi Wicara pada Anak

Demi keberhasilan terapi wicara anak, orangtua harus bisa bekerjasama dengan terapis.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Nov 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 10:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan anak-anak balita yang mengikuti terapi wicara dipengaruhi faktor orangtua. Dari penuturan para terapis di AMG Clinic (Klinik Anak Berkebutuhan Khusus & Klinik Psikologi), hambatan kelancaran terapi wicara terletak pada orangtua. Orangtua sulit diajak kerja sama.

Hal tersebut diakui pendiri AMG Clinic, Kurnia Rita, saat ditemui Health-Liputan6.com di kliniknya yang berlokasi di Cawang, Jakarta Timur, Selasa, 22 November 2011, ditulis Rabu (23/11/2016). Selama menjalani proses terapi wicara, kerja sama yang baik antara terapis dan orangtua perlu dibangun.

"Orangtua tidak mengulang metode yang diberikan di klinik. Contoh lainnya, orangtua sulit mengatakan 'tidak' saja. Atau anak hanya menarik-narik baju lantas langsung diambilkan minum.

Gerak-gerik tubuh anak yang langsung dikasih minum itu justru menghambat. Untuk minta minum, anak bisa diajari pakai menengadahkan tangan. Jangan suka biasakan anak hanya narik-narik baju langsung dikasih apa yang dia mau," ujar Rita.

Ia menambahkan, orangtua harus membiasakan anak terlibat dalam aktivitas yang mengandalkan kemampuan berkomunikasinya agar terapi wicara berhasil. Hal ini dikarenakan proses terapi wicara di klinik hanya dua atau tiga kali seminggu. Meskipun ada juga anak yang melakukan terapi empat kali dalam seminggu, proses menstimulus anak agar mau bicara juga perlu diterapkan di rumah.

Dari segi usia, kemajuan anak melakukan terapi wicara ditunjang usia di bawah 3 tahun. Hal ini dikarenakan usia emas anak lebih cepat menangkap respons dari 0-3 tahun. Rita mengaku senang bila ada orangtua yang percaya dengan terapis. Seluruh metode terapi di klinik diterapkan di rumah.

"Orangtua disiplin ikutin jadwal rutin terapi. Seluruh jadwal terapi sudah terjadwal semua. Kalender Desember 2016, misalnya, rencana Natalan dan Tahun Baru sudah dipastikan semua jadwal terapinya.

Kami berupaya tetap buka klinik pada tanggal merah. Kami memberikan terbaik pada anak-anak. Kalau mereka sekali saja bolong, tidak masuk terapi, maka turun lagi kemampuannya," kata Rita.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya