Liputan6.com, London- Dampak menopause bukan hanya osteoporosis. Studi teranyar mengungkap, menopause memicu penurunan fungsi paru layaknya merokok 20 batang per hari selama 10 tahun. Hal ini membuat wanita rentan terhadap terjadinya penurunan kemampuan paru dalam menghirup dan mengembuskan udara.
Fakta ini diketahui setelah peneliti Norwegia mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama bernapas yang dipaksakan--disebut forced volume capacity (FVC)--pada 1.438 wanita usia 25-48 tahun. Mereka juga mengukur volume ekspirasi dalam satu detik (FEV1) untuk mengetahui seberapa banyak udara yang diembuskan dalam waktu satu detik.
Baca Juga
Semua peserta yang terlibat dalam studi ini melakukan pengukuran FVC dan FEV1 sebelum dan sesudah menopause. Setelah 20 tahun, kembali dilakukan pengukuran paru. Rupanya pada pengukuran kedua terlihat berkurangnya fungsi paru pada wanita menopause.
Advertisement
Bahkan, penurunan fungsi paru pada FVC pada wanita yang sudah menopause, sama seperti dampak merokok 20 batang per hari selama 10 tahun. Lalu, penurunan fungsi paru pada FEV1 sama seperti dampak merokok 20 batang per hari selama dua tahun seperti mengutip Daily Mail, Selasa (6/12/2016).
Menurut peneliti, penurunan fungsi paru ini terjadi karena perubahan hormon pada wanita menopause. Pada saat itu, terjadi peradangan yang membuat penurunan fungsi paru.
Penurunan fungsi paru ini membuat wanita yang mulai memasuki menopause berpotensi mengalami peningkatan sesak napas, kapasitas kerja berkurang, dan mudah lelah.
Peneliti menyarankan agar wanita lebih peduli kesehatan parunya. "Wanita dan dokter harus sadar bahwa kesehatan pernapasan menurun secara signifikan setelah menopause," kata Kai Triebner dari University of Bergen.
Triebner menuturkan, perlu dilakukan studi lanjutan untuk untuk makin memperkuat hubungan antara menopause dan menurunnya kesehatan pernapasan.Â