Ibunda Bintang Star Wars Ini Meninggal karena Patah Hati

Apakah kepergian orang yang dicintai untuk selama-lamanya membuat orang yang ditinggalkan ikut serta dengannya?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Des 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 13:00 WIB
Debbie Reynolds
Debbie Reynolds dan Carrie Fisher. (E! News, Kevin Mazur/WireImage)

Liputan6.com, Jakarta Satu hari sesudah pemeran Putri Leia dalam film-film Star Wars, Carrie Fisher, meninggal dunia, ibunya menyusul. Debbie Reynolds meninggal dunia tepatnya pada Rabu, 28 Desember 2016. Wanita yang juga aktris dan penyanyi Hollywood ini meninggal pada usia 84 tahun karena serangan stroke.

 

Carrie Fisher bersama ibunya Debbie Reynolds yang meninggal sehari setelah kepergian putrinya. (AFP/Bintang.com)

Seperti mengutip People, Kamis (29/12/2016) juru bicara dari Los Angeles Fire Department mendapat telepon dari seseorang di rumah Debbie. Di ujung sana seseorang itu meminta bantuan medis pada waktu 13.02 waktu setempat agar Debbie dibawa ke Sinai Medical Center.

Menurut anak laki-laki Debby, Todd, sesaat sebelum meninggal, Debbie membicarakan mengenai puteri kesayangannya. "Aku sangat merindukannya, aku ingin bersama Carrie," kata Todd menirukan ucapan ibunya sebelum meninggal.

Debbie Reynolds dan Carrie Fisher. (E! News, Kevin Mazur/WireImage)

Kematian Debbie seakan-akan menyusul puterinya. Lalu, apakah ada pengaruh kepergian seseorang yang dicintai membuat seseorang jadi menyusul meninggalkan dunia?

Berdasarkan riset di Inggris, sindrom patah hati atas kehilangan orang yang dicintai memang bisa berpengaruh terhadap mereka yang masih hidup. Menurut peneliti asal St. George dari University of London, Sunil Shah, kondisi patah hati pada orang yang ditinggalkan membuat mereka yang ditinggalkan mengabaikan kesehatan.

"Ada bukti juga dari penelitian lain, kehilangan dan kesedihan menyebabkan berbagai respon fisiologis yang merugikan termasuk perubahan dalam pembekuan darah, tekanan darah, kadar hormon stres dan detak jantung," kata Shah.

Kondisi tersebut masuk akal memberikan kontribusi terhadap peningkatan risiko kejadian seperti serangan jantung dan serangan stroke setelah orang dicintai meninggal seperti diungkapkan Shah mengutip Daily Mail.

Ditambahkan dokter Andreas Harry, SpS(K) mengatakan bisa juga kondisi orang yang ditinggalkan tersebut sudah ada faktor risiko terjadinya seperti jantung. Seperti hipertensi dan jantung sehingga muncullah serangan stroke.

"Kalau faktor risiko itu ada di dalam tubuh, tidak kelihatan. Tidak mungkin tahu ada masalah pada jantung kalau tidak diperiksa," kata Andrea saat dihubungi lewat sambungan telepon.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya